Menag Ungkap 3 Kelompok Pesantren Selama Pandemi, Ada Yang Tak Pernah Tutup

Jakarta -Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama (Kemenag) menyepakati pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren di masa pandemi virus Corona (COVID-19). Menag Fachrul Razi mengungkapkan 3 kelompok pesantren saat pandemi Corona.

"Ada tiga (kelompok pesantren). Satu adalah pesantren yang masih operasional seperti biasa. Jadi, dari dulu sampai sekarang dia tidak pernah tutup, itu cukup banyak. Di Jawa Timur aja ada 1.400-an pesantren yang tidak tutup. Kedua, pesantren yang tutup dan semua santrinya dipulangkan," kata Fachrul dalam konferensi pers usai rapat dengan Komisi VIII DPR, di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/6/2020).Untuk pesantren yang tidak pernah ditutup selama pandemi Corona, Fachrul menuturkan bahwa pemerintah akan mengirimkan tim kesehatan ke sana. Selain itu, sarana dan prasarana di pesantren tersebut akan dicek agar mendukung penerapan protokol kesehatan.

"Sebagai contoh pesantren yang pada saat ini buka, dan tidak pernah tutup nanti akan kita kirim kesehatan ke sana untuk mengecek bagaimana situasinya sehat atau tidak. Kita lakukan pengecekan kesehatan, kemudian ada yang perlu dibantu gizinya dan lain-lain. Kemudian ada fasilitasnya yang belum memenuhi syarat mungkin dibantu, misalnya tempat duduknya, masalah MCK-nya dan lain-lain," papar Fachrul.

Fachrul melanjutkan, untuk pesantren yang rencananya dibuka, akan juga dicek sarana dan prasarananya. Termasuk, sebut dia, kondisi pesantren dan lingkungan sekitarnya.

"Harus diyakinkan dulu pesantrennya itu betul-betul bebas COVID-19, dan fasilitas memenuhi syarat untuk dibuka, kemudian petunjuk yang ada di rumah untuk nanti pada saat kembali harus (ke pesantren) betul-betul memerhatikan protokol kesehatan," terang Fachrul.

"Ketiga, dan ini mereka akan siap-siap membuka kembali. Dan ketika ada pesantren yang dipulangkan, tetapi masih melihat situasi sampai COVID-19 ini aman baru membuka kembali," imbuhnya.Fachrul juga menyinggung perihal protokol kesehatan yang harus diterapkan saat pesantren dibuka. Salah satu protokol yang harus diterapkan adalah pemeriksaan suhu tubuh sebelum santri masuk kelas.

"Kemudian masalah-masalah protokol kesehatan selama di pesantren tentu saja berlaku umum. Kami tentukan, misalnya di setiap tempat harus memakai masker, buka masker hanya boleh saat mandi, misalnya sebagai contoh," tutur Fachrul.

"Kemudian dia tetap menjaga jarak di semua tempat. Setiap akan masuk kelas dicek dulu suhunya, kemudian juga tidak boleh... hindari kegiatan bergerombol, usahakan pada saat tidak belajar dia berada di tempat terbuka, olahraga dengan tetap menjaga jarak di tempat terbuka, kalau bisa di bawah sinar matahari," imbuhnya. (sumber:news.detik.com)