Pengajian S-9 Di Dayah Pango Raya

Oleh Hasvi Harizi*

Pengajian S-9 ba’da subuh di Dayah Raudhatul Hikmah Al-Waliyyah Pango Raya bersama Guru Kami Abu H Syukri Daud Pango, yang sebelumnya sempat terhenti setelah ‘Idul Adha, mulai sekarang kembali dilaksanakan.

Pengajian S-9 ini adalah singkatan dari sembilan suruhan/wasiat berharga yang termaktub dalam salah satu karya di bidang tasawuf yaitu, Kifayat al-Atqiya’ Wa Minhaj al-Ashfiya. Satu di antara kitab berharga hasil karya Sayid Bakari al-Makki bin Sayid Muhammad Syatha ad-Dimyathi yang mensyarah kitab Hidayat al-Adzkiya’ Ila Thariq al-Awliyah. Meski tak semasyhur karyanya di bidang fikih, yakni I’anatu at-Thalibin, sama sekali tak mengurangi nilai dan kualitas hasil karya itu.

Pada pengajian pembukaan yang guru kami Abu Syukri beri nama pengajian S-9 tersebut, beliau menuturkan mamfaat dari sembilan wasiat yang disampaikan oleh Muallif. Menurutnya sembilan suruhan tersebut merupakan wasiat sekaligus tahapan-tahapan yang ditempuh para salik untuk menjejaki rihlah rohani menuju ma’rifat billah.

Selain itu, beliau juga mendorong agar para santri tidak hanya membaca dan memahami isi kitab tersebut tapi harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. “Bila seseorang mampu mengamalkan sembilan wasiat ini, maka dia akan lebih hebat daripada orang yang menempuh S2 atau S3 di perguruan tinggi atau kampus-kampus, sebab nama seperti Syeikh Abdul Qadir jaelani dan ulama lainnya, mereka tidak berpendidikan umum yang tinggi tapi nama dan karyanya masih dikenang sampai hari ini”. Paparnya dihadapan para santri.

Dari  Sembilan  wasiat yang disampaikan, Taubat adalah pintu gerbang utama menuju ma’rifat billah. Ia merupakan dasar  agama, tingkatan pertama bagi para saalikiin (pengambah jalan Allah SWT), serta maqam asal bagi para thaalibiin (Pencari ridha Allah SWT).

Setelah itu baru masuk kedalam ruang Qana’ah, artinya merasa cukup dengan yang sudah ada, baik itu uang, jabatan atau hal duniawi lainnya. Kemudian adalah zuhud, Artinya menanggalkan kecintaan atau kesenangan terhadap perkara duniawi.

Sisa enam wasiatnya lagi adalah belajar ilmu syar’i, menjaga amalan sunat, tawakkal, ikhlas, ‘uzlah, dan menjaga waktu. meski ditulis dalam beberapa lembaran kertas yang tak lebih dari 200 halaman, syarah ini dilengkapi dengan beragam bahasan tentang arti ungkapan yang dirangkai dalam kasidah. Selain itu, pembahasannya disertai pula dengan penjelasan tentang susunan dasar dan kedudukan masing-masing kata dalam bait kasidah tersebut (i’rab).

Hal ini dilakukan untuk mempermudah memahami syair Arab yang terkenal memiliki susunan yang tak konstan alias berubah-ubah. Selain itu, menurut guru kami, kitab Kifayatul Atqiya ini sangat cocok untuk para pemula dalam mengasah ketajaman ilmu nahwu.

Pengajian ini khusus diperuntukkan bagi santri mondok di dayah dan anak kelas lima dan kelas enam (putra) Dayah Raudhatul Hikmah Al-waliyah. Adapun jika masyarakat umum yang berminat bisa lansung minta izin kepada Abu Syukri Pango.

*Penulis adalah Santri Dayah Raudhatul Hikmah Al Waliyah, Peserta Pelatihan Menulis Ilmiah yang dilaksanakan oleh Disdik Dayah Banda Aceh, 15-17 Agustus di Hotel Kyriad Muraya Aceh