Kreativitas Mahasiswa Sebagai Penyambung Tangan Masyarakat

Oleh: Sarah Ulfah*

Mahasiswa dan masyarakat merupakan dua entitas yang tidak dapat dipisahkan, karena mahasiswa juga dianggap sebagai masyarakat yang sedang menempuh pendidikan dan ilmu-ilmu pengetahuan yang didapatkan selama dalam masa pendidikan harus mampu ditransformasikan kepada masyarakat guna membangun masyarakat. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa mahasiswa berasal dari batang tubuh masyarakat dan akan kembali berkonstribusi untuk masyarakat. Dan hal ini sangatlah dituntut karena mengingat tuntutan daripada sebuah pendidikan adalah mampu bergerak bahkan menggerakkan sesuatu ke arah yang lebih maju.

Oleh karena mahasiswa adalah dari dan untuk masyarakat maka mahasiswa juga harus memiliki sikap peduli yang tinggi terhadap masyarakat dalam hal apa pun. Termasuk menjadi penyambung tangan masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwa suara atau aspirasi mahasiswa adalah juga suara atau aspirasi masyarakat.

Lalu bagaimana agar mahasiswa tersebut dapat menjadi representasi dari masyarakat? Jawaban yang sederhana dan biasa terdengar adalah dengan melibatkan diri dalam berbagai organisasi kemahasiswaan yang berorientasi kepada pengabdian terhadap masyarakat. Namun dibalik hal itu, terselip syarat yang sangat mendasar yang berasal dari nurani, yaitu dia harus menyadari terlebih dahulu bahwa posisinya itu adalah sebagai mahasiswa. Sehingga dengan menyadari hal tersebut tumbuhlah rasa tanggung jawab terhadap posisi mereka sebagai mahasiswa sejati. Dan sejatinya mahasiswa tentu harus menjalankan dan mengoptimalkan berbagai peran yang melekat pada diri mereka. secara umum, peran tersebut adalah:

  1. Mahasiswa merupakan agen perubahan. Sebagai mahasiswa, mereka memiliki peran untuk melakukan upaya-upaya perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut baru dapat diupayakan dengan bermodal pengetahuan, keterampilan, maupun gagasan-gagasan yang kreatif. Upaya yang dilakukan tersebut tak hanya terbatas pada perihal sosial politik, dibidang ekonomi pun perlu dilakukan upaya perubahan agar kehidupan masyarakat lebih makmur dan sejahtera.
  2. Social control. Mahasiswamerupakan pemegang kontrol sosial. Sebagai pemegang kontrol dalam kehidupan sosial masyarakat, mahasiswa tak hanya berperan sebagai pemberi kritik dan saran terhadap berbagai permasalahan yang ada dalam masyarakat, sebagai kaum intelektual yang memiliki daya ktitis tinggi, mahasiswa sangat dituntut untuk menjadi jembatan solutif bagi masyarakat melalui ide ide kreatif dan inovatifnya. Sehingga kehidupan bernegara yang adil dan makmur dapat terwujudkan dalam kehidupan masyarakat.
  3. Guardian of value. Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai kemasyarakatan/kebudayaan. Mahasiswa yang menyandang identitas kewarganegaraan bangsa Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terdapat dalam tubuh indonesia itu sendiri. Seperti menjunjung tinggi nilai cinta tanah air, menjaga kearifan lokal, adat istiadat serta melestarikan sumber daya alam. Dan hal itu dapat dipraktikan mulai dari hal-hal yang paling sederhana yaitu dengan mencintai produk-produk buatan dalam negeri, membanggakan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia, hingga sampai kepada sikap tidak terpengaruh dengan praktik westernisasi yang kebarat-baratan yang dapat melunturkan jati diri seorang mahasiswa sebagai bangsa Indonesia. 
  4. Iron stock. Mahasiswa adalah penerus bangsa. Mahasiswa merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh negara. Bagaimana nasib bangsa di episode kemudiannya bergantung pada kualitas mahasiswa yang dimiliki oleh suatu bangsa. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk terus memperkaya wawasan dan meng-upgrade citra diri agar negara dapat bergerak kearah yang lebih maju.
  5. Moral force. Mahasiswa adalah kaum intelektual. Sebagai kaum intelektual, perihal kecerdasan bukanlah satu-satunya yang dituntut. Ada hal yang paling prinsipal dan diutamakan, yaitu tentang bagaimana bertingkah laku, bermoral, dan bertata krama. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai penyandang status kaum intelektual haruslah mengedepankan norma sosial yang agar dapat menjadi teladan dalam masyarakat.

Dari kelima poin tersebut, setelah penulis melakukan analisis maka poin pertamalah yang menjadi induk terhadap poin-poin berikutnya. Berbagai peran mahasiswa dalam masyarakat dapat diwujudkan jika mahasiswa sebagai agen of change memiliki daya kreativitas yang tinggi. Melalui kreativitas tersebut mereka selalu berupaya untuk menghasilkan ide atau gagasan-gagasan yang diharapkan bisa menjadi penyambung tangan masyarakat dalam berbagai bidang seperti bidang politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan teknologi.

Sebagaimana yang diketahui bahwa konsep kreativitas memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya sebatas terampil untuk menciptakan hal-hal baru yang bersifat orisinil. Contoh kreativitas mahasiswa sebagai penyambung tangan masyarakat di bidang politik adalah dengan menjadi fasilitator pemerintah dengan masyarakat. Baik dari pemerintah kepada masyarakat atau dari masyarakat kepada pemerintah, seperti menyampaikan setiap keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat atau menyambung suara-suara masyarakat atas hal-hal yang ingin mereka sampaikan kepada pemerintah. Bentuk kreatifitas tersebut dilakukan dengan cara menulis, mengemukakan pendapat, melakukan advokasi dan lain-lain secara santun dan bermartabat.

Kreativitas mahasiswa di bidang sosial dapat dicirikan dengan berfikir kreatif yang  flexibility yaitu keluwesan untuk mengemukakan solusi/pemecahan terhadap berbagai problematika yang terjadi pada masyarakat sehingga mereka tidak hanya  berpangku tangan disaat melihat berbagai problematika tersebut, melainkan terus mencari solusi dalam menanganinya.

Kreativitas mahasiswa di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang paling penting dalam kehidupan, oleh karena itu aspek pendidikan mendapat perhatian lebih ketimbang aspek-aspek lainnya. Mahasiswa yang berfikir kreatif tentunya akan mendayagunakan tenaga dan fikirannya agar segala sesuatu bisa bergerak maju dan berkembang membawa perubahan. Kenyataan yang didapati dewasa ini bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangat tidak membawa perkembangan kepada sebagian masyarakat. Isu-isu ketidak-puasan sebagian masyarakat terhadap sistem pendidikan tersebut berusaha dikenali dan ditangkap oleh mahasiswa.  Dan dalam hal ini, sangat nyata kita rasakan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh mereka sebagai penyambung tangan masyarakat adalah dengan cara menuangkan gagasan-gagasan terhadap pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia.

Kreativitas mahasiswa di bidang ekonomi. Sebagai mahasiswa kreatif dan terampil yang memiliki semangat tinggi dalam bidang kewirausahaan, tentunya pikiran mereka tidak lagi terpaku pada mencari pekerjaan, namun mereka mencoba untuk menciptakan lapangan kerja dengan mempekerjakan sebagian masyarakat yang pengangguran. Sehingga, hal ini merupakan sebuah pertolongan besar bagi masyarakat dalam bidang ekonomi. Bentuk kreatifitas lain yang dilakukan oleh mahasiswa adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk mendanakan berbagai daerah atau dapat mengembangkan produk-produk yang ada di daerah tersebut dalam hal membantu meningkatkan mutu perekonomian.

Kreativitas mahasiswa di bidang teknologi. Memasuki abad RI 4.0, tuntutan untuk melek teknologi dan mengikuti arus globalisasi tidak bisa dipungkiri. Faktanya masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Oleh karena itu, pada bidang ini kreativitas mahasiswa sangat dituntut untuk dapat bekerja sama dengan Universitasnya atau pemerintah dalam hal memperkenalkan teknologi kepada masyarakat melalui berbagai pelatihan seperti pelatihan komputer, dan berbagai hal lainnya yang membatu masyarakat untuk melek teknologi.

Menurut hemat penulis, kreativitas mahasiswa adalah hal yang paling dituntut dalam bidang apa pun agar peran mahasiswa sebagai penyambung tangan masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

*Guru Dayah Liwaul Mukhlisin, Peserta Pelatihan Menulis Ilmiah yang dilaksanakan oleh Disdik Dayah Banda Aceh sejak tanggal 15-17 Agustus 2022