Dalail Al-Khairat, 5 Fakta Tentang Isi Dan Amalannya

Dalail al-Khairat adalah salah satu kitab kumpulan salawat yang tenar di kalangan santri. Meskipun terkenal, tetapi hanya sedikit saja santri yang menjalani disiplin merutinkan bacaan salawat dengan kitab ini. Karena, selain cara mengamalkannya ada aturan khusus, menuntut kedisiplinan dan istikamah, juga termasuk cukup tebal (kurang lebih 222 halaman).

Kitab ini adalah karya Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (w. 872 H). Merupakan kumpulan salawat dengan beragam versi redaksi. Sebagaimana al-Barzanji, muatan salawat dengan berbagai variannya, sanjungan kepada Nabi dengan keindahan bahasa, membuatnya tak luput dari sasaran vonis bidah hingga syirik. Sebagai pengenalan, berikut ini 5 fakta tentang kitab Dalail al-Khairat.

  1. Tertib Bacaan

Pembacaan salawat dalam kitab Dalail dimulai dengan tertib yang diajarkan oleh penyusunnya. Dimulai membaca istigfar, salawat, lalu Fatihah 3 kali. Selanjutnya, membaca ayat kursi ditambah potongan bagian akhir ayat 62 dari Alquran surah Yusuf: (Maka Allah adalah sebaik-baik yang menjaga, dan Dialah yang Maha Penyayang).

Selanjutnya membaca asmaul husna. Dilanjutkan membaca salawat mengiringi nama-nama Nabi Muhammad Saw. yang berjumlah 201 nama. Baru setelah itu pengamal Dalail membaca kitab ini dengan mengikuti ketentuan pembagian harian yang disebut hizb. Dimulai hizb hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat telah khatam.

  1. Hadis Keutamaan Salawat dan Bermacam Salawat

Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli mengawali kitab Dalail dengan menghadirkan hadis-hadis tentang keutamaan salawat Nabi. Hadis-hadis itu disampaikan dengan ringkas tanpa menghadirkan sanadnya.

Salawat yang disuguhkan dalam kitab Dalail merupakan rangkuman berbagai macam redaksi salawat. Ada yang redaksinya dari penyusun sendiri, dan banyak pula yang sebenarnya adalah salawat yang disusun oleh para sahabat, tabiin, dan ulama salaf.

Sebagaimana diterangkan dalam mukadimah kitab, seperti halnya hadis-hadis keutamaan salawat, beragam versi salawat itu dihadirkan tanpa menyebutkan rangkaian sanad agar memudahkan pembaca mengamalkan atau menghapalkannya.

Selain merangkum berbagai salawat, kitab Dalail juga memuat doa-doa yang mengandung al-asma al-a’zham (nama-nama Allah yang teragung), yang bila digunakan berdoa lebih cepat terkabulkan.

  1. Syarah dan Pembelaan Ulama

Setidaknya ada dua ulama yang mensyarah kitab Dalail. Pertama, Syekh Muhammad al-Mahdi bin Ahmad al-Fasi dengan kitabnya Mathali’ al-Masarrat bi Jala Dalail al-Khairat, dan Syekh Abdul Majid al-Syarnubi al-Azhari dengan kitabnya Syarah Dalail al-khairat. Yang terbaru, tahun 2011, Hisam Dimasqi menulis Radd asy-Syubuhat an Dalail al-Khairat sebagai bantahan atas risalah at-Tahdzir min Kitab Dalail al-Khairat yang ditulis oleh ulama Wahabi.

  1. Diijazahkan Secara Bersanad Oleh Para Ulama

Kitab ini diijazahkan pengamalannya secara bersanad hingga ke penyusunnya, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. Adanya sanad ini membuktika bahwa tradisi mengamalkan bacaan salawat secara rutin dengan menggunakan kitab ini telah dilakukan oleh para ulama.

Hanya saja semenjak Mekah dan Madinah dikuasai rezim Saudi, peredaran dan pengamalan Dalail diberantas karena dianggap syirik. Benarkah isi dari kitab dalail memuat banyak hal-hal yang menjerumuskan pada kesesatan? Tunggu kupasan selanjutnya tentang isi Dalail. Insyaallah.

  1. Tirakat Amalan Dalail

Dalam merutinkan membaca salawat memakai kitab Dalail, ada beberapa jenis tirakat yang menyertainya. Tergantung ia diberi ijazah untuk mengamalkan Dalail dengan metode apa.