Bank Indonesia Komit Berdayakan Ekonomi Pesantren Di Aceh

Banda Aceh - Bank Indonesia (BI) perwakilan Aceh berkomitmen dalam mengembangankan kemandirian ekonomi peningkatan ekonomi Pesantren dan Dayah yang ada di seluruh wilayah Aceh.

Hal itu dikatakan Kepala BI Perwakilan Aceh, Ahmad Farid disela-sela penyerahan bantuan program sosial Bank Indonesia kepada Pondok Pesantren Babul Maghfirah dan Darul Ulum, yang bertempat di Pesantren Modern Babul Maghfirah, di Cot Keueng, Aceh Besar, Selasa (7/11/2017).

Pada tahun ini, sebut Ahmad Farid, pengembangan ekonomi baru dilakukan di pesantren Babul Maghfirah dan Darul Ulum. “Dan ini langka awal BI dalam memberdayakan ekonomi pesantren dan dayah di Aceh,”ujarnya.

Dengan demikian, katanya, kedepan akan banyak pesantren dan dayah-dayah yang bisa kita kembangkan, dan diberikan bantuan oleh Bank Indonesia. Namun, pesantren dan dayah yang akan dikembangkan adalah pesantren dan dayah yang mau berkembang dan maju. “Semakin berkembang pesantren maka semakin besar bantuan yang diberikan, dan tapi sebaliknya jika pesantren semakin kecil maka bantuannya juga akan semakin kecil,”terang Ahmad Farid.

“Kami ingin melihat masa depan bahwa pesantren ataupun dayah yang ada di Provinsi paling ujung barat Indoneisa ini dapat memberikan sesuatu kepada lingkungan, dan orang-orang yang membutuhkan, sehingga bisa menjadi asset bagi Negara, Bangsa, dan tidak menjadi beban bagi orang lain,”paparnya dihadapan para santri dan santriwati di pesantren tersebut.

“Mau tidak mau pesantren di aceh harus bisa bangkit, dan maju. Namun, untuk mewujubkan itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan tanpa peran dari semua pihak. Karena ini bukan hanya tugas pemerintah saja tapi menjadi tugas kita bersama dalam mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren maupun dayah,”katanya.

Dalam mendorong kemandirian ekonomi pesantren , kata Ahmad farid, pihaknya akan melihat potensi apa yang cocok untuk dikembangkan, apakah sektor pertanian, sektor peternakan maupun sektor usaha lainnya. Karena setiap pesantren memiliki potensi masing-masing yang dapat dimanfaatkan.

“Pengembangan ekonomi untuk kemandirian pesantren butuh pendampingan, dan bantuan. Oleh karena itu, BI melihat bahwa untuk Pesantren Babul Maghfirah butuh bantuan sarana dan prasarana di sektor pertanian, sedangkan untuk Darul Ulum kami berikan bantuan percetakan. Tentunya masih banyak pesantren yang perlu sentuhan dan batuan dari kita sehingga mereka bisa lebih mandiri,”tambahnya.

Sementara itu, Pimpinan Pesantren Modern Babul Maghfirah, Masrul Aidi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan BI kepada 2 institusi pendidikan dayah di aceh yakni Darul Ulum dan Babul Maghfirah untuk menjadi pioneer pilot projet percontohan tentang ekonomi pesantren.

“Bantuan yang telah diberikan kepada kami akan dijaga dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan Allah akan ridhoi dan memberkahi agar pesantren ini bisa mandiri, dan beridiri sendiri,”ungkapnya.

“Pesantren atau dayah di aceh harus mandiri, jangan hanya tergantung pada bantuan pemerintah,”ungkap Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Bustami Usman dalam kesempatan tersebut.

Apalagi, kata Bustami, selama ini banyak dana bantuan yang diberikan untuk dayah-dayah di provinsi aceh, meskipun bantuannya berbeda-beda karena tergantung ketersediaan anggaran.

“Untuk itu, kami sangat berterimah kasih atas peran Bank Indonesia yang ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi pesantren atau dayah, khususnya di Provinsi Aceh, kedepan diharapkan dayah-dayah lain dapat bantuan dari BI,”pungkasnya.

Sumber:www.acehbisnis.co