Oleh: Sanusi Madli-Operator Sidara Dayah Al Athiyah
Hedonisme merupakan orientasi hidup yang memburu pada kesenangan, yang kini menjadi paham yang begitu laris dan diminati oleh masyarakat, terutama kalangan anak muda, apalagi budaya ini dikuatkan oleh tontonan mereka yang mendorong pada kehidupan serba mewah dan serba enteng, serba mudah, serba indah dan serba instan.
Di kalangan remaja, prilaku hedonisme ini telah tumbuh dan berkembang dengan cukup signifikan, karena sikap memburu kesenangan sangat sesuai dengan keinginan banyak manusia terutama kalangan muda, siapa yang tidak ingin kesenangan dalam hidup? Tentu semua orang menginginkan hidup penuh kesenangan, baik kesenangan yang diraih dengan cara yang baik maupun dengan cara yang buruk, tergantung tingkat pemahaman agama dan jalan nya akal manusia.
Umumnya banyak yang meraih kesenangan dengan cara yang tidak baik, terutama di kalangan remaja, mereka memburu kesenangan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam, tidak sesuai dengan aturan agama yang mereka anut, yakni islam, sebagai contoh, kita dapat menyaksikan bagaimana sebagian besar anak muda memburu kesenangan dengan cara berpacaran, kumpul kebo antara laki laki dan perempuan, dengan cara bermain game berjam jam bahkan seharian penuh waktunya digunakan untuk bermain game, dan prilaku lainnya yang sudah sering kita saksikan dikalangan remaja saat ini.
Perilaku-perilaku di atas bukan hanya membawa kesenangan, namun juga membawa kemudharatan bagi pelaku itu sendiri serta masyarakat sekitarnya meskipun kemudharatan tersebut tidak langsung diterima saat itu juga, sebagai contoh, banyak yang bersenang-senang dengan berpacaran.
Pacaran itu hukumnya haram, dia tergolong ke dalam perbuatan zina, jadi perilaku itu bukan hanya dianggap sebagai perilaku yang sia sia, namun ia tergolong ke dalam perbuatan dosa, maka pelaku nya mendapatkan dosa dan azab dari Allah swt, perbuatan zina di depan mata ini dapat kita lihat di jalan jalan raya, ditempat tempat umum, baik terbuka maupun tertutup, apalagi saat malam minggu, sangat luar biasa pelaku zina berkeliaran di mana-mana, dan mereka terkesan sangat berani dengan perbuatan dosa tersebut.
Perilaku hedonisme yang lain misalnya bermain game sepanjang waktu, tiap hari mereka hanya bersenang senang dengan bermain game, prilaku ini pun membawa kemudharatan bagi pelaku itu sendiri serta orang lain, bagi diri sendiri tentunya selain waktu dan umur yang terus berjalan sia sia, juga dapat merusak otak serta melahirkan sikap dan perilaku yang tidak baik serta dapat merusak tatanan kehidupan sosial, sudah terlalu banyak psikolog yang melakukan penelitian atas dampak buruk dari kecanduan game, dan ini sangat merusak masa depan pelaku itu sendiri, serta masa depan bangsa karena mereka nantinya akan menjadi pemimpin.
Perilaku hedonisme yang lain adalah hura hura di jalan raya, sudah sering kita saksikan anak-anak melakukan balapan liar dijalan jalan raya terutama dimalam minggu, bahkan konvoi tengah malam sudah sangat mengganggu, hal ini juga bagian dari prilaku sia sia yang dapat merusak diri pelaku bahkan mengancam jiwa nya pelaku dan jiwa nya orang lain, prilaku seperti ini juga sangat merusak karakter dan masa depan remaja.
Semua perilaku hedonisme di atas bertentangan dengan wasiat islam, islam menginginkan matnya untuk selalu memiliki sikap ifah, luhur, suci, senantiasa bersungguh sungguh dalam semua urusan, dan meninggalkan semua bentuk keterlenaan serta sia-sia, islam menginginkan umatnya senantiasa berada dalam prilaku yang positif, prilaku produktif sehingga waktu-waktu yang ada menjadi lebih bermanfaat dan membawanya pada peningkatan kapasitas diri serta menjadi orang-orang yang berguna di masa yang akan datang, orang-orang yang melakukan perbaikan perbaikan, bukan orang orang yang senantiasa menjadi perusak di permukaan bumi.
Oleh karena itu, sikap hedonisme yang berkembang saat ini, perilaku-perilaku buruk seperti pacaran, game, hura hura, kumpul kebo, dll sudah sepantasnya kita basmi, demi terjaganya generasi masa depan, bila tidak, maka generasi yang menganut paham ini nantinya akan menjadi pemimpin, maka lahirlah kerusakan demi kerusakan yang tak terbendung, maka kalau itu terjadi, tunggulah kehancuran masa depan Aceh serta Indonesia.
Mari kita bergandengan tangan untuk membasmi semua gejala kerusakan sosial ini, terutama kalangan orangtua, untuk kembali bersungguh-sungguh dalam membina anak nya, karena mereka lah pewaris negeri ini nantinya, bila orangtua tidak peduli terhadap perkembangan anak nya, terutama tentang pemahaman agama, maka mereka akan menjadi pewaris penghancur negeri ini.
Penting bagi orang tua memberikan pendidikan yang seimbang kepada anaknya, pendidikan agama dan pendidikan umum, maka sangat lah penting untuk mengantarkan anaknya ke dayah-dayah atau pesantren-pesantren yang ada, sehingga generasi berikutnya adalah generasi yang tidak cuma paham pendidikan umum, tapi juga memiliki pemahaman tentang agama, yang insya Allah dengan pemahaman agama yang cukup akan melahirkan karakter yang baik, lahir individu yang senantiasa melakukan hal hal positif dan produktif, dari individual yang baik akan melahirkan keluarga yang baik, dari keluarga yang baik, akan lahir komunitas masyarakat yang baik, bila ini tidak dilakukan, maka yang terjadi kebalikannya.
Wallahu’alam…