Ustaz Abdul Somad: Jangan Tanya Lagi Kebesaran Aceh

BANDA ACEH – Ustaz Abdul Somad (UAS) Lc MA mengatakan, Aceh memiliki nama besar dan masa lalu yang agung, terutama karena kiprah para ulamanya, juga karena ulamanya menghormati raja dan antara raja dengan ulamanya akrab.

Kekompakan dan harmonisnya hubungan antara ulama dengan umara itu bahkan diabadikan oleh pengelana dunia asal Maroko, Ibnu Batutah, dalam catatan perjalanannya ke Sumatra pada abad 14.

“Ibnu Batutah mencatat bahwa Raja Aceh memberikan gajah dan kuda sebagai kendaraan para ulama. Kalau sekarang, kendaraan gajah itu ya setara mobil Alphard-lah,” gurau UAS saat menyampaikan tausiah agama di Lapangan Tugu Darussalam Banda Aceh, Selasa (3/7/2018) menjelang siang.

Tausiah agama oleh Ustaz Abdul Somad Lc MA dalam rangka Silaturahmi Keluarga Besar Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dilaksanakan di Lapangan Tugu Kota Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh, Selasa (3/7/2018) pukul 08.30-11.00 WIB
Tausiah agama oleh Ustaz Abdul Somad Lc MA dalam rangka Silaturahmi Keluarga Besar Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dilaksanakan di Lapangan Tugu Kota Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh, Selasa (3/7/2018) pukul 08.30-11.00 WIB (Foto: Kolase Serambinews.com)
Dosen UIN Riau ini diundang sebagai penceramah tunggal mengisi acara Silaturahmi Keluarga Besar Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang dihadiri sekitar 40.000 undangan dan pengunjung.

Acara ini terselenggara atas kerja sama Unsyiah dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah, Pengurus Masjid Jamik Kopelma Darussalam, dan Ikatan Keluarga Alumni Timur Tengah (IKAT) Perwakilan Aceh.

Menurut UAS, saat kuliah S2 di Maroko dia sempat membaca catatan perjalanan Ibnu Batutah ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Aceh.

“Saya lihat dan baca sendiri buku itu di Maroko. Sekarang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Rihlah Ibnu Bathutha. Jadi, Aceh ini sudah terkenal sejak berabad lampau,” ujarnya.

UAS juga menyatakan bahwa Aceh, khususnya Kerajaan Samudera Pasai, pernah membawahkan kerajaan-kerajaan di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Sumatera Utara.

Di antaranya adalah Kerajaan Serdang dan Asahan. UAS sendiri mengaku berasal dari Asahan meski bekerja sebagai akademisi di Riau.

“Ya begitulah Aceh dengan masa lalunya. Orang Banten pernah besar, orang Minangkabau juga pernah besar. Kalau Aceh jangan ditanya lagi kebesarannya,” kata UAS.

Ia juga menyebut Aceh sebagai daerah yang paling menghargai ulama.

Buktinya, kalau di Riau nama universitasnya menabalkan nama daerahnya (Riau), universitas di Sumatera Utara dinamakan USU, tapi universitas tertua di Aceh justru namanya diambil dari nama ulama besar, Syiah Kuala atau Abdurrauf As-Singkily.

“Ini menandakan, orang Aceh lebih mencintai ulamanya daripada daerahnya,” kata UAS.