Sekjend Himpunan Ulama Dayah Aceh Tu Bulqaini mengatakan, para ulama dianjurkan untuk berpolitik secara praktis. Hal ini bertujuan untuk menciptakan perubahan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Tu Bulqaini saat diwawancarai wartawan pada Kamis malam 1 September 2016, di kediamannya di Lueng bata, Banda Aceh terkait dengan beredarnya kabar mainstream di masyarakat yang menyatakan bahwa ulama tidak boleh berpolitik praktis.
“Manakala teungku-teungku tidak boleh berpolitik, orang yang beraqidah, orang yang memiliki iman tidak berpolitik, maka para mafia akan berpolitik, saat mafia berpolitik maka undang-undang akan dibuat yang bermanfaat untuknya, kenapa republik seperti ini, karena kita terpengaruh, ulama tidak boleh berpolitik,” ujar Tu Bulqaini.
Menurutnya, oleh karena itu jika kita ingin membuat perubahan, maka para ulama harus terjun langsung dalam dunia politik praktis.
“Teungku, ulama sekarang fardhu kifayah untuk terjun dalam politik praktis tidak mungkin kita harapkan perubahan jika kita tidak masuk ke dalam , tidak mungkin,” ujar Tu Bulqaini.
Jika ada tanggapan bahwa sebagian ulama yang sudah terjun ke dunia politik akan terbawa arus perpolitikan di Aceh, hal tersebut menurut Tu Bulqaini, karena jumlah ulama yang terjun ke dunia perpolitikan sangat sedikit.
“Karena seorang diri, maka rasulullah bersabda, kamu wajib dalam berjamaah, serigala akan memakan kambing yang mengasingkan diri, kita harus ada di dalam kelompok, kalu tidak kita seperti kambing dimakan serigala tapi, kalau ramai tidak,” ujar Tu Bulqaini.
“Minimal ada dua orang di setiap dapil,” ujarnya lagi. (sumber:http://mediaaceh.co)