Tgk. Alizar Usman, SHI, M.H Luncurkan Karya Perdananya

Sudah menjadi tradisi keilmuan dalam Islam untuk menjawab permasalahan ummat lewat karya tulis.  Ketika Barat belum bisa membaca, ummat Islam di Iraq sudah menjadi guru bangsa Benua Eropa. Begitu juga di Aceh, pada zaman kerajaan Aceh banyak karya ulama yang menjadi rujukan ummat Islam, bahkan tafsir  Turjuman al-Mustafid karya Syaikh Abdur- Rauf As-Singkily (Syiah Kuala) berbahasa melayu   menjadi cikal bakal lahir karya tulis bahasa melayu.

Buku ini ada semua berkat dayah. Yang saya tulis di blog atau di buku semua hanya ilmu yang saya dapat di dayah. Buku ini biasa saja. Tidak ada yang luar biasa. Untuk itu, kalau Saya yang sudah tamat di dayah masih bisa menulis, tentu para teungku-teungku di  dayah jauh lebih punya kesempatan untuk menulis. Ungkap Alumni Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry yang kini berubah menjadi UIN Ar-Raniry. lebih lanjut ia bercerita ketika menulis dengan rujukan kitab di dayah, terasa masih di dayah. Di zaman modern ini kita mesti berdakwah lewat berbagai media, Media Sosial, Blog dan Website. Hanya dengan itu kita bisa mencerahkan dan mengarahkan orang ke jalan yang benar, ungkap Alumni Magister Hukum Unsyiah.

Pengasuh Tanya jawab di kitabkuneng.blogspot.com. berhasil meracik satu karya yang berjudul ;” Menjawab Tuntas 37 Polemik Terkini. Tgk. Alizar Usman, SHI, M.H Mantan Camat di Kab/Aceh Selatan, lama mondok di Dayah, ungkap Muhammad Syarif, SHI, M.H Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh pada Agenda Pada Rakor RTA di Hotel Mekkah (24/10) Tahun 2017 yang lalu. Lebih lanjut Syarif berharap Tradisi ini layak dikembangkan di semua level Tgk. Dayah. (AZ)