Santri Inshafuddin Gelar Aksi Bersatu Lawan Perundungan

Banda Aceh - Santri Dayah Terpadu Inshafuddin bersama Manajemen Dayah menggelar aksi anti-perundungan dengan tema "GUBAHAN I (Gerakan Perubahan Inshafuddin)". Gerakan ini merupakan kegiatan puncak dari kegiatan Penguatan Santri Pelopor, Program Dayah Ramah Anak Terintegrasi (Pro DAI) yang merupakan kerjasama Yayasan Aceh Hijau dengan UNICEF dan Pemerintah Aceh yang bertujuan untuk membekali para santri dengan pengetahuan dan keterampilan sehingga mereka mampu menjadi agen perubahan di Dayah dan komunitas dan merespon isu-isu yang berkaitan dan berdampak terhadap mereka, termasuk isu kekerasan, perundungan, dan kesehatan mental.

Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Minggu, 19 Mei 2024, di Mushola Dayah Terpadu Inshafuddin ini dihadiri oleh PJ Ketua TP PKK Provinsi Aceh, Kepala Dinas DP3A Provinsi Aceh, Perwakilan Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh, Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Kanwil Kemenag Aceh,  Kepala kantor UNICEF Perwakilan Aceh, serta Yayasan Aceh Hijau. Berbagai persembahan memeriahkan acara, seperti pemutaran video yang mengkampanyekan anti-bullying, tari Ranup Lampuan, tari Rapa’i Geleng, drama monolog dan drama musikal.

Dengan adanya Gerakan aksi "GUBAHAN I" dan program Santri Pelopor, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan dayah yang aman dan bebas dari perundungan. Generasi muda Islami yang kreatif dan berkarakter diharapkan dapat menjadi pemimpin di masa depan dan membangun Aceh menjadi lebih baik.

Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlMazhir  dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan aksi ini merupakan acara puncak dari 16 sesi penguatan yang diberikan kepada para santri yang tergabung dalam kelompok Santri Pelopor. Dalam 16 sesi tersebut mereka dibekali keterampilan untuk mengenali potensi diri, pengetahuan kecakapan hidup, kepemimpinan, kesehatan mental, serta bagaimana menjadi pelopor dan pelapor dalam isu perlindungan anak di sekitar mereka.

“Kegiatan pada malam ini merupakan puncak selebrasi atas capaian adik-adik Santri Pelopor. Kami memohon kepada Pimpinan Dayah Inshafuddin untuk bisa menjadi pendorong dan promotor model program ini, sehingga nantinya dayah/pesantren yang menjadi sasaran Pro-DAI dapat meneruskan proses pembelajaran ini. Masih ada lebih dari 1000 dayah lainnya di Aceh yang juga membutuhkan dukungan ini, yang juga membutuhkan keterpaparan terhadap informasi-informasi agar kita bisa bersama-sama mewujudkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita di Aceh,” kata Syarifah dalam siaran pers yang diterima RRI, Rabu (22/5/2024).

Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama mengungkapkan bahwa Dayah memiliki peran penting sebagai tempat pendidikan dan pembinaan karakter generasi muda Aceh, maka penting bagi kita untuk memastikan dayah merupakan tempat yang aman, kondusif, serta mendukung bagi anak Aceh untuk mencapai potensi maksimal.

“Semoga adik-adik Santri Pelopor dapat menjadi penggerak di dayah untuk mendukung santriwan dan santriwati lainnya, dapat ikut terlibat secara aktif mendorong dan memastikan bahwa lingkungan sekitar kita aman bukan hanya di dayah namun juga di gampong dan lingkungan sekitar kita,” kata Andi.

Pimpinan Dayah Terpadu Inshafudin, Drs. Tgk. H. M. Daud Hasbi, M.Ag, mengungkapkan apresiasinya terhadap dukungan yang telah diberikan UNICEF dan Yayasan Aceh Hijau melalui Program Dayah Ramah Anak Terintegrasi (Pro-DAI). Beliau berharap nantinya akan ada kerja sama yang lebih besar lagi dengan dayah-dayah lain di Aceh sehingga tidak ada lagi kasus kekerasan.

“Harus ada kerja sama antara pemerintah dan dayah-dayah. Inilah tugas kita, dengan adanya kerja sama yang baik, kita bersama-sama perbaiki sistem pendidikan kita. Melalui acara aksi ini, semoga segala yang kita cita-citakan bisa tercapai,” ujarnya.

PJ Ketua TP PKK Provinsi Aceh, Melani Subarni Bustami, juga menyatakan dukungan penuh dan apresiasi terhadap kegiatan aksi Santri Pelopor Dayah Terpadu Inshafuddin.

“Aceh memiliki budaya dan nilai-nilai keislaman yang luar biasa, mari kita jaga dan lestarikan warisan ini dengan menjadi generasi muda yang berkarakter, beriman dan berbudaya. Jadilah santri yang tidak hanya unggul dalam pelajaran agama tetapi juga akhlak dan kepedulian sosial. Saya mengajak kita semua untuk bersatu dan berkolaborasi, serta berkomitmen untuk menjadikan aksi GUBAHAN I sebagai tonggak awal perubahan yang nyata dalam upaya kita mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif, damai dan berbudaya di Aceh,” pesan Melani (Red)