“Kita berkeinginan agar muncul jurnalis-jurnalis dan penulis muda dari kalangan dayah”.
Begitulah penggalan kalimat yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Azhari. Pernyataan itu disampaikan Azhari yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh saat membuka acara pelatihan jurnalistik dan magang bagi santri dayah Aceh di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, Kamis (5/5) malam.
Perhelatan yang dilaksanakan dari 5 hingga 9 Maret 2020 diikuti sebanyak 52 peserta mewakili dayah se-Aceh.
Ketua panitia acara Muhammad Nasir dalam laporannya mengatakan, acara yang dikemas khusus untuk santri dayah yang memiliki bakat tulis menulis bagi santri dayah. Kabid Santri ini mengatakan, acara yang bertemakan “Semarakkan Dakwah Islam Melalui Tulisan” diisi oleh narasumber kompeten dan berpengalaman.
Adapun Narasumber yang akan mengisi acara diantaranya Wartawan Senior Serambi Indonesia, Bukhari M.Ali dengan materi “Kode Etik Jurnalistik”, Praktisi media Risman A Rachman dengan materi “Teori Menulis Opini di Media”, Penulis Muda Berbakat Hayatullah Zuboidi dengan materi “Teknis Menulis Opini dan Strategi Menembus Redaksi”, Fotografer Harian Serambi Indonesia Muhammad Anshar dengan materi “Teknik Fotografi dan Praktek”, Pimred Aceh Trend Muhajir Juli dengan materi “Teknis Menulis Feature”, dan terakhir Intelektual Dayah Aceh Dr Teuku Zulkhairi dengan materi “Langkah dan Strategi dalam Membuat Majalah/Buletin Dayah.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Azhari dalam sambutannya menyampaikan agar para santri dapat memiliki komunikasi yang mempengaruhi publik, baik dengan sebuah berita ringan ataupun dengan tulisan melalui opini-opini.
“Pemerintah Aceh merasa berkepentingan dalam memfasilitasi para santri dayah untuk dapat memahami dunia jurnalistik,” kata Azhari.
Menurutnya, keingin tersebut sejalan dengan Dinas Pendidikan Dayah Aceh bahwa jika santri yang menjadi jurnalis, maka dalam informasi yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang diajarkan di dayah.
“Maka untuk itu, kepada para peserta agar dapat mengikuti dengan serius dan optimal setiap materi yang diajarkan oleh Narasumber,” kata Azhari.
Azhari melanjutkan, dewasa ini banyak terjadi pergeseran opini yang membingungkan umat. Oleh karena itu, Azhari berharap agar santri memiliki kemampuan jurnalistik sehingga dapat mencerahkan umat. Selain itu, santri juga akan menguasai basis keilmuan yang bersifat transformatif.
“Setiap santri memiliki kegiatan yang mendorong ketrampilan dalam menghadapi era global yang kompetitif. Santri harus memiliki motivasi untuk dapat memperbaharui diri dengan menambah ilmu,” tambah Azhari.
Selain itu, Azhari juga menyampaikan bahwa banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dalam mempelajari Ilmu jurnalistik. Diantarana bisa digunakan sebagai media menyalurkan opini atau pendapat menyangkut dengan permasalahan sosial kemasyarakatan yang menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Pasalnya, kata Azhari, ilmu jurnalistik ini juga bermanfaat untuk menjaga komunikasi antara rakyat dengan pemerintah. Karena rakyat dengan mudah menyampaikan keluh kesahnya melalui berita maupun opini. Hal ini juga memudahkan pemimpin dalam mengambil kebijakan terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Dunia jurnalistik merupakan sebuah kontribusi positif bagi pemerintah dalam mewujudkan perubahan sosial ke arah yang lebih baik, dengan berbagai saran, masukan dan gagasan dari masyarakatnya,” tutup Azhari. Dalam acara pelatihan ini, turut hadir anggota DPR Aceh, Ihsanuddin. [sumber:https://tempias.id ]