Prosesi Verifikasi Faktual Peserta MQK II Tingkat Propinsi Aceh Tak Lepas Angin, Banyak Peserta Gugur

Event Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) atawa lomba membaca dan memahami kitab kuning menjadi ajang bergengsi bagi santri dayah se-Aceh sejak tahun 2019. Lomba MQK ini juga sudah menjadi agenda nasional 3 tahun sekali dibawah bendera Kementrian Agama Republik Indonesia.

Aceh sebagai daerah istimewa melalui Dinas Pendidikan Dayah Kab/Kota telah menjadikan MQK sebagai event tahunan yang terstruktur. Di Kota Banda Aceh MQK ini dimulai sejak tahun 2018 untuk tingkat Kota Banda Aceh sudah berlangsung dua kali (2018-2019) pasca di bentuk Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah, 2016)

11-13 Oktober 2021 adalah prosesi pendaftaran peserta dan verifikasi faktual peserta lomba MQK-II Tingkat Provinsi Aceh. Salah satu yang menjadi seleksi super ketat adalah akte kelahiran peserta dengan memperlihatkan dokumen asli saat pendaftaran ulang. Selasa, 12 Oktober 2021 menjadi dag-dig-dug bagi setiap santri dayah yang mewakili Kab/Kota. Hasil verifikasi yang tak lepas angin membuat banyak peserta keguguran. Satu hari saja lewat umur walau dalam durasi tahun yang sama tetap gugur. Rata-rata duta Kab/Kota gugur tak lewat sensor. Tak terkecuali salah satu duta Banda Aceh Yunita, Santri Dayah Terpadu Inshafuddin tak lolos sensor, yang pada akhirnya gugur.

Santri yang pernah mondok di Dayah Tanoeh Merah Singkil ini, dengan raut wajah yang lesu akhirnya minta pamit dan kembali mondok di markas besar Dayah Terpadu Inshafuddin. Untung dengan cepatnya di durasi waktu yang tak lama, kami mampu mencari pengganti. Santri Dayah Madinatul Fata Gampong Lampeot yang menjadi lumbung produksi kitab thurats. Wulan Syahrina menggantikan posisi Yunita.

Saya selaku official berterima kasih kepada Tgk Khairul, guru Dayah Madinatul Fata, yang sangat responsif mencari pengganti dengan sekejab dihari itu juga semua dokumen dilengkapi secepat kilat. Kamipun mengawal dengan seksama saat proses verifikasi faktual.

Jangan patah semangat dan putus asa duhai Yunita, mungkin anda belum beruntung. Anggap saja ada hikmah dibalik itu semua. Walau ukhti sudah mengikuti training center selama 5 hari di Grand Permata Hati, tapi apa daya, walau umur ukhti masih dalam durasi yang sama, tidak berbilang bulan cuma selisih hari, para insan yang ditugasi memeriksan seluruh keabsahan dokumen bekerja dengan profesional dan tak lepas angin, hehe.