Pesan Usamah Saat Penutupan Pelatihan Jurnalistik Santri

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny mengajak kepada santri dayah se-Aceh agar terus berperan aktif dalam kontribusi positif terhadap pendidikan dayah. Pasalnya, santri merupakan salah satu komponen yang tak dapat dipisahkan terhadap pendidikan di nusantara.

Hal ini disampaikan Usamah El Madny saat menutup pelatihan jurnalistik yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh, Kamis (28/2/2019).

“Kepada teungku-teungku yang telah mengikuti pelatihan ini, teruslah mengasah ilmu dan bakat kalian setelah kembali ke dayah. Ini sangat berpeluang bagi Anda – Anda dalam memajukan sektor pendidikan dayah ke publik. Ini juga membuka ruang bagaimana semua kritik dan saran terhadap perkembangan dunia pendidikan dayah di Aceh,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny.

Dalam sambutannya, Usamah juga menyampaikan bahwa, di era zaman ini santri tidak hanya dituntut perannya lebih dari sekejar mengkaji kitab kuning. Santri juga memiliki peran penting dalam penyampaian informasi tentang ajaran agama Islam. Oleh karena itu, kata Usamah, para santri membutuhkan pengetahuan tentang jurrnalistik untuk dapat mengembangkan potensi intelektual yang sudah diperoleh selama pelatihan.

“Inilah kesempatan bagi Anda sebagai pemegang tongkat estafet terhadap perkembangan pendidikan dayah ke depan. Untuk itu, mari kembangkan potensi intelektual yang kita miliki melalui hasil karya-karya tulisan kita. Ini juga menjadi sedekah jariyah kita dalam mengasah dan mengembangkan ilmu pendidikan dayah sehingga bisa manfaatnya bisa dirasakan masyarakat banyak,” ujar Usamah El Madny.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekitar 30 orang santri dari berbagai dayah di Aceh, Senin hingga Rabu (25-27/2/2019) mengikuti training jurnalistik yang bertema “The Power Writing, Satu Goresan untuk Sejuta Perubahan” yang digelar oleh Dinas Pendidikan Dayah Propinsi Aceh.

Sejumlah praktisi jurnalistik dan literasi dihadirkan untuk ikut berbagi pengalaman kepada santri. Mulai dari Zulkhairi, Arif Ramdhan dan Muhajir Juli.

Muhajir Juli yang didapuk sebagai pemateri sekaligus instruktur pelatihan selama tiga hari, melatih para santri menulis opini dan feature.

“Secara garis besar mereka sudah mampu menuangkan ide ke dalam bentuk tersurat. Hanya perlu pembiasaan saja serta memperbanyak bacaan. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang sudah mampu menulis dengan baik,” kata Muhajir Juli (Rd)

sumber : Aceh Trend