Peran Dayah Dalam Kemajuan NKRI

Oleh: Eli Rospita*

Peran dayah/ pesantren dalam sajarah pembangunan Indonesia yang beradab tidak dapat di kesampingkan.lembaga pendidikan dayah telah memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi terbentuknya negeri,begitu juga peran santri dalam mempertahankan stabilitas (tability) dan pembangunan (bulid)negara kesatuan republik Indonesia.

Kususnya di Aceh, kehadiran dayah merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berjasa mencetak para pendakwah yang kemudian menyebarkan Islam keseluruh pelosok Nusantara. Sejarah membuktikan bahwa kehadiran dayah terutama di Aceh telah menjadi banteng terakhir umat Islam dalam melawan kolonialisme asing,selain itu dayah di Aceh juga menjadi benteng terakhir pertahanan akidah.

Negeri ini merdeka karena semangat para nabi hingga nabi Muhammad Saw,yang di lanjutkan oleh mereka para warisatul Ambia yaitu ulama,ketentraman negara belum terjamin tanpa ulamadan Tengku di dayah, mereka lah yang memerdekakan negeri ini,semua lini lini masyarakat santri bangkit melewan penjajahan,berani dan membuat cepat mati melawan penjajahan dan tidak membuat mereka takut dan kecut,itulah yang membuat negeri ini merdeka.

Ulama kita dengan pondok pesantrennya yang luas dan keluarga yang tenang, mereka rela keluar masuk dari hutan dan mereka juga ahli kemapanan,akan tetapi di dalam lubuk hati mereka paling dalam tidak senang akan Belanda yang merusak bumi ini oleh penjajahan, yang membuat mereka bangkit salah satunya pangeran Diponogoro, Sultan Hassanuddin dan semua yang bangkit atas nama Allah SWT,negeri ini semangat karena kenabian dan semangat ulama dan santri di seluruh dayah.

Dayah (pesantren) adalah kosentraporium, patrolisme dan nasionalisme andaikata tidak ada pesantren dan toko Indonesia hanya saja mengajar pelajaran luar maka sulit untuk memerdekakan Indonesia sangat di dukung oleh pesantren.

Semangat nasionalisme santri didukung oleh adanya rosensi jihad nadharatul ulama tgl 22 Oktober 1945 yang di patwakan oleh nadharatul Kiai Hasyim, beliau berkata melawan penjajahan hukumnya wajib atau parzu ain, sehingga para santri maju dan bangkit pantang mundur sebelum Menag.

Harapa semoga upaya santri Tgk di pesantren dan pemerintahan selalu bekerja sama tanpa henti untuk menggapai semngat nasionalisme dan sprit NKRI yang didukung oleh para ulama,Tgk dayah dan UUD 1945 dan santri yang sedang belajar ilmu agama untuk negerinya sehingga pemuda bangkit untuk Sama sama mengebarkan Panji kemerdekaan di negara kemerdekaan Indonesia.

Pesantren juga lembaga militan yang telah banyak mencetak tokoh-tokoh kepemimpinan yang besar dan generasi muda yang intelektual di Indonesia jadi jangan nodai kebesaran pondok pesantren dengan anarkisme dan Kekerasan lain sehingga pesantren menjadi garda terdepan dalam memperkuatkan NKRI,harapan bangsa kepada pemuda pemudi yang selalu semangat dan bangkit untuk memperjuangkan negara kemerdekaan Indonesia.

Nasionalisme rasa dan sikap yang harus dimiliki oleh para santri dan umumnya untuk seluruh warga negara Indonesia terutama untuk Tengku dayah dan para santri di seluruh Aceh untuk memajukan negara agar bangsa menjadi bermartabat.

Santri dan guru dayah merupakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya kuat secara spiritual tetapi juga intelektual, santri diharap tetap teguh menimba ilmu di dayah, dengan bimbingan para guru.

Guru pesantren mengajarkan kitab dari tingkata dasar hingga tingkatan atas yang mengandung ilmu tentang keduniaan dan lebih menonjol ilmu akhirat, dan dari pesantren hukum toleransi dan kewarganegaraan dan tentang kasih sayang dalam hadis Bukhari: barangsiapa yang tidak menyayangi maka ia tidak di sayang.dalam pesantren sifat kasih sayang harus ada pada si penuntut agar melahirkan toleransi yang bagus sesamanya dan bisa di amalkan dalam masyarakat.

Peran dayah(pesantren) bukan hanya untuk pelajaran akhirat saja,tapi juga memikirkan bagaimana dunia bangkit dan melahirkan generasi yang bermutu,Panji ke agamaan Islam berkebar pada masa Rasulullah Saw sehingga melahirkan warisatul Ambia.

Ulama dan Tgk didayah adalah pahlawan negara karena jika tidak adanya ulama dan pesantren bisa saja dunia akan roboh,dalam pembentukan intelektual santri dayah dan para guru tidak hanya berpatokan pada kemampuan tetapi juga memberikan keterampilan kepada para santri melalu program dalam dayah(pesantren) seperti: keterampilan menulis, praktek dan menghafal.

Dalam lingkungan pesantren peran guru sangat berpengaruh dalam membentuk karakter santri baik dari segi spiritual maupun seperti ini,kemampuan guru pesantren tidak kalah dengan guru pendidika formal, mereka mampu menanam nilai ke agamaan dan nilai sosial sesuai kemampuan gurunya,beliau melakukan hal tersebut dengan enjoi dan sederhana mekipun di tinggal tidur oleh santrinya.

Para guru untuk melahirkan generasi pembelaan negara dan agama,harapan santri terhadap pemerintah selalu memperhatikan pesantren di seluruh Indonesia khususnya santri di Aceh karna guru dan santrinya termasuk pahlawan revolusi yang telah mempertahankan Indonesia dari penjajahan.

*Santri Dayah Misbahus Shalihin Al-Waliyah, Peserta Pelatihan Menulis Ilmiah yang dilaksanakan oleh Disdik Dayah Banda Aceh, 15-17 Agustus, 2022 di Hotel Kyriad Muraya Aceh