Peraih SIDARA Award, Sanusi Madli Dapat Tawaran Jadi Wartawan Media Online

Muhammad Sanusi Madli, Operator Sistem Informasi Dayah Terintegrasi (SIDARA) Dayah Al ‘Athiyah Tahfizh Al Qur’an Banda Aceh telah berhasil meraih SIDARA Awards dua tahun berturut-turut, yakni tahun 2018 dan 2019.

Berkat ketekunannya dalam belajar menulis, yang sebelumnya merupakan profesi asing baginya, dia telah membawa dan mengangkat nama Dayah Al ‘Athiyah ke permukaan, yang sebelumnya tidak dikenal di khalayak ramai, kini sudah diperbincangkan di berbagai sudut kota.

Hal ini terbukti saat menyebut Al ‘Athiyah orang langsung tahu, bukan hanya itu saja, berkat berita yang rajin di publis di website yang disediakan oleh Dinas Pendidikan Dayah Kota Banda Aceh ini, dayah Al ‘Athiyah mengalami peningkatan pendaftaran santri baru pada tahun 2018 dan 2019.

“Jujur saja, menulis bukan hobi saya, tapi karena adanya peluang belajar serta bimbingan yang intens dari Tgk Syarif, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh maka saya coba tekuni, bahkan di awal awal menjadi operator SIDARA, dukungan dan support beliau pada kami tak pernah berhenti, hampir setiap minggu kami diberi motivasi oleh beliau, hingga terdorong untuk mencoba merangkak dan Alhamdulillah berhasil meskipun belum bisa berjalan sebagaimana para penulis lainnya, minimal sudah bisa jalan pelan pelan,” ujar alumni Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum, Buloh Blang Ara, Aceh Utara ini.

Sanusi mengakui bahwa dirinya sudah pernah belajar menulis, namun hasilnya belum memberi dampak yang positif terhadapnya, hal ini diakibatkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor ketekunan sang guru dalam membimbing secara intens dan rutin setiap minggu, semangat juga tidak selalu hadir, dan sarana pendukung lainnya juga belum mampu membuatnya melahirkan karya tulis.

Namun siapa sangka, berkat pelatihan yang dimotori oleh disdik dayah kota Banda Aceh, Sanusi kini telah mampu melahirkan banyak karya tulis yang ditayangkan oleh beberapa portal online, bahkan beberapa tulisannya tayang di website resmi Disdik Dayah Kota Banda Aceh.

Tambah Sanusi, dulu pernah mengikuti pelatihan menulis kelas nasional untuk wilayah Sumatra bagian utara yang diadakan di Pekanbaru, Riau, namun belum berhasil. Alhamdulillah kini berkat bimbingan dan support disdik dayah kota terutama Prof Syarif (Panggilan akrab kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh) dan pak Rusydi, serta yang lainnya telah membuahkan hasil.

“Ternyata saya bisa menulis dan punya peluang untuk tampil sebagai penulis handal asal terus belajar dan banyak membaca,” ucap pemuda kelahiran Cot Trieng, Lhokseumawe 18 Februari 1989 ini.

Sukses dalam menulis yang tayang di berbagai media portal online, kini Sanusi mendapatkan tawaran untuk menjadi salah satu wartawan media online, bukan hanya sebagai wartawan saja, dia juga ditawarkan untuk menjadi editor di salah satu media online di Banda Aceh.

“Alhamdulillah, beberapa minggu yang lalu mendapat tawaran untuk menjadi wartawan di salah satu media online di Banda Aceh, dan saya iya kan, karena ini tantangan dan rasanya saya mulai suka dengan dunia itu, dan alhamdulillah, surat tugas pun sudah saya dapatkan dari portal tersebut,” katanya.

“Ini rasanya seperti mimpi, yang sebelumnya tidak pernah terbayang bakal jadi seorang penulis bahkan menjadi wartawan, terimakasih disdik dayah beserta guru ku yang lainnya, kalian telah menuntunku menuju jalan ini,” lanjut suami dari Elsa Efawani ini.

Sanusi pun mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, terutama kepada keluarga besar disdik Dayah Kota Banda Aceh, melalui program SIDARA, tentu atas izin Allah, dia telah masuk ke dalam ruang yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya, bahkan cenderung pesimis untuk bisa menulis.

“Saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada disdik dayah, terutama Prof Syarif, pak Rusydi dari santerdaily.com yang terus memberi dukungan, support dalam menulis, kepada bang Arif Ramdan, bang Zulmasri, juga saya ucapkan terimakasih, kepada bang Arroni juga atas kesempatan yang diberikan, serta rakan rekan lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu,” ungkapnya.

“Kepada operator sidara, tetaplah semangat dalam belajar menulis, yakinlah bahwa kita bisa dan mampu, selagi ada yang membantu, maka teruslah melangkah, bersama insya Allah kita bisa,” tutup Sanusi. (sumber santerdaily.com)