Ngaji Asmaul Husna (Episode 9)

 Oleh Bung Syarif*

Sahabat yang super, kali ini kita kupas “Al Jabbar” bermakna Allah adalah zat yang maha tingi, agung, berkuasa mutlak sehingga suka tidak suka memaksa makhluk untuk tunduk terhadap sunatullah-Nya. Al Jabbar juga dipahami sebagai ketinggian, keagungan, keistiqamahan, kekuatan yang memaksa.

Ketinggian dan keagungan Allah tidak dapat dijangkau oleh makhluk atau manusia siapapu ia. Kemahatingian dan keagungan Allah sejatinya makhluk tunduk dan patuh kepada titah-Nya.

Allah menciptakan langit, bumi dan semua sisinya serta memerintahkannya berjalan sesuai sunnah-Nya. Semua berjalan serasi dan harmoni sesuai sunatullah. Lat batat kaye batee sekalipun tunduk dan patuh pada titah Allah.

Dalam Al Qur`an Surah Al Rum; 54 disebutkan: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat. Kemudian Dia menjadikan kami sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang maha mengetahui lagi maha perkasa.

Allah juga berkuasa menganugerahui kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mencabut kekuasaan tersebut dari hamba-hamba-Nya. Sebagaimana dinukilkan dalam Al Qur`an Surah Ali Imran;26 yang artinya:” Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang-orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Allah juga mengatur sianb dan malam sesusai sunatullah. Nama Al Jabbar juga disandingkan dengan nama lain sebagai mana firman Allah QS. Al Hasr; 23 yang berbunyi: “ Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.

Karna itulah sebagai wujud keyakinan kita akan Al Jabbar maka kita senantiasa melakukan berbagai aksi diantaranya:

Pertama, menyakini sepenuh hati bahwa Allah adalah zat yang maha agung dan tingi sehinga kepatuhan makhluk, apalagi orang beriman kepada tetentuan-Nya merupakan hal yang mutlak adanya.

Kedua, mensyukuri Al Jabbar dengan terus memuji-Nya dengan menyebut Al Jabbar sebanyak mungkin dan memperbanyak melafadzkan alhamdulillahirabbil alamin.

Ketiga, mensyukuri Al Jabbar dengan tindakan nyata yaitu meneladani dan mengukuhkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi pribadi yang menabur kebaikan, tidak sombang dan angkuh. Menjadi insan yang berbudi luhur, profertik kenabian. Jangan angkuh disaat diberik kekuasaan. Akulah orang lain kapiting. Ingat diatas langit ada langit, diatas raja ada raja.

 

*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Fasilitator (Pro DAI) YaHijau-Unicef, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Mantan Aktivis`98, Penggiat LBH, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Mantan Ketum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Mantan Ketum DPD Jaringan Nusantara Aceh, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Wakil Sekretaris DPW Syarikat Islam Aceh, Fungsionaris DPD KNPI Aceh, Majelis Wilayah KAHMI Aceh.