Ngaji Asmaul Husna (Episode 4)

Oleh Bung Syarif*

 

Hai sobat yang super, semoga hari-harimu senantiasa dalam lindungan Allah swt. Selamat menunaikan Idul Fittri 1445 H, mohon maaf lahir dan batin. Kali ini pembahasan kita mengenai Al-Quddus. Pembahasan ini pas banget dengan momentum Idul Fitri, kembali kepada kesucian.

Al-Quddus lazim dipahami bahwa Allah zat yang Maha Suci, bersih secara sempurna dengan sendiri-Nya, terpelihara dari segala macam kekurangan dan jauh dari segala aib serta terhindar dari kesalahan.

Kemahasucian Allah sempurna, baik zat-Nya, kehendak-Nya maupun perbuatan-Nya. Allah berfirman, Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang menganugerahi keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (Qs Al-Hasyir;23)

Kesempurnaan kesucian Allah berkelindan dengan sifat dan kesempurnaan lainnya, sehingga seluruh lat batat kaye raya/bate (seluruh jagad raya) memuji-Nya, mesikipun pujian makhluk tidak menambah dan keingkaran makhluk tidak mengurangi kesucian-Nya.

Allah berfirman segala apa yang ada dilangit dan bumi memuji kepada-Nya. Raja yang Maha Suci, yanga Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs.Al Jumuah;1). Tentunya selaku insan yang beriman selayaknya melakukan langkah kongkrit sebagai berikut;

Pertama, menyakini sepenuh  hati bahwa dengan menyandang nama Al-Quddus, Allah Maha Suci, bersih dari segala hal yang menyebabkan ketidak sempurnaan keagungan-Nya

Kedua, mensyukuri Al-Quddus dengan terus memuji-Nya seraya memperbanyak lafadz alhamdulillah hirabbil `alamin. Dengan mensyukuri-Nya, kita berharap Allah menganugerahi kekuatan agar kita dapat berikhtiar dalam amal shaleh dan terhindar dari perbuatan maksiat

Ketiga, mensyukuri Al-Quddus dengan tindakan nyata seperti berusaha meledani-Nya, kita wajib berusaha menjadi insan yang suci, terus berlomba-lomba dalam melaksanakan amal shaleh. Mengejarkan setiap perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Menjadi insan seumateh, bek batat dan tungang.

Mumpung kita berada dalam bulan kesucian, Idul Fitri maka terbarkanlah salam, saling memaafkan sesama. Untuk apa kita bermewah-mewahan. Selalu beli baju baru disetiap lebaran, akan tetapi hati kita masih kotor dan gersang. Baju baru boleh banyak, tapi jika kesucian hati juga pulsanya mantap, maka sinyal kebaikan dan kesucian mesti harus di tambahkan qoutanya setiap saat. Agar kita senantasa menjadi insan pemaaf, bersih lahir dan batin. Sekali lagi saya ucapkan selamat Idul Fitri 1445 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah, Amin

 

*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Fasilitator (Pro DAI) YaHijau-Unicef, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Mantan Aktivis`98, Penggiat LBH, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Mantan Ketum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Mantan Ketum DPD Jaringan Nusantara Aceh, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Wakil Sekretaris DPW Syarikat Islam Aceh