Muzakarah Ulama Tauhid Sufi: Kumandangkan Pesan Perdamaian Dan Persatuan

Pesan perdamaian dan persatuan dikumandangkan para ulama sufi dalam acara Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Internasional Ke V yang berlangsung di Aceh pada 13 – 16 Juli 2018. Para ulama sufi dari berbagai belahan dunia sengaja berkumpul di Bumi Serambi Mekah untuk sama-sama memperkuat tali silaturahmi dan sekaligus berdiskusi mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi umat Islam dewasa ini. Isu radikalisme, terorisme, dekadensi moral, penyalahgunaan narkoba hingga toleransi antar umat beragam, menjadi perhatian para ulama sufi.

Para ulama sufi menyerukan kepada umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia agar kembali kepada ajaran kesufian dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran tasawuf yang senantiasa berpijak pada Al-Quran dan Sunah, jika diamalkan dengan sebenar-benarnya, maka akan melahirkan umat yang berakhlak mulia, penuh kedamaian dan kasih sayang.

Para ulama sufi (masayikh) yang hadir pada acara Muzakarah Ulama Tauhid Sufi ke V ini antara lain Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi (Indonesia), Syekh Ahmad Al-Hadi AT-Tijani (Tunisia), Syekh Dr. Mahmoud Abo Al-Huda (Suriah), Syekh Dr. Aziz Al-Khubaithi Al-Idrisi (Maroko), Syekh Ibrahim Mohammad (Malaysia), Tuan Guru Mohammad Saleh (Malaysia), Syekh Dr M Dhiauddin Kuswandi (Indonesia), Syekh KH Zein Djarnuzi (Bogor, Indonesia), Dr. Wan Abdul Qodir Wan Mustafa (Thailand), Syekh Dr. Rohimuddin Nawawi (Indonesia), Baba Lie (China) serta Prof Dr Farid Wajdi (Aceh, Indonesia).

Pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Asia Tenggara yang juga penggagas Muzakarah, Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi menyatakan dengan Muzakarah ini diharapkan terbangun silaturahmi yang kuat antar ulama, cendekiawan, pakar Islam, tokoh politik dan organisasi sehingga dapat menjalin kerjasama untuk memajukan Islam di pentas dunia.

Muzakarah internasional ini diharapkan bisa menjalin kembali tali kasih sayang antara umat Islam di seluruh dunia, sehingga kita semua bisa merealisasikan program atau pekerjaan yang bermanfaat bagi umat, bangsa dan negara. Umat Islam jangan mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak jelas apalagi hoax, biasakan untuk selalu tabayyun sehingga bisa memahami berbagai isu dengan baik,” ujar Abuya.

Abuya berpesan, dalam tasawuf hendaknya selalu menggunakan pendekatan kasih sayang, sebagaimana Islam yang menjadi rahmatan lilalamin. Sesuai dengan ajaran Rasulullah, ajaklah umat dengan dibelai bukan ditampar, dengan dibujuk bukan dicaci serta didoakan dengan hati yang tulus.

Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Internasional Ke V mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, baik pejabat pemerintahan, TNI, Polri, politisi, tokoh masyarakat, para pimpinan pondok/dayah, cendekiawan, akademisi, pakar serta para tokoh adat.

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang secara resmi membuka acara, menyatakan mendukung Muzakarah sebagai titik awal kebangkitan ajaran kesufian di Indonesia, terutama di Aceh. Ia berharap, dengan bangkitnya ajaran kesufian, akan menjadikan Aceh yang aman, damai, moderat dan makmur.

Saya berharap acara ini menyampaikan pesan kepada dunia, bahwa Aceh adalah daerah yang aman, damai, penuh toleransi. Syariat Islam yang dijalankan di Aceh penuh dengan toleransi, menghargai hak-hak non muslim, karena semuanya bersendikan Islam sebagai rahmatan lil’alamin,” ujar Nova.

Acara Muzakarah ke-V ini diselenggarakan atas kerjasama MPTT Asia Tenggara dengan Pemerintah Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Universitas Islam Negeri (UIN) AR-Raniry. Acara Muzakarah diselenggerakan di tiga lokasi yakni Tugu Darrussalam untuk pembukaan dan Dzikir Akbar (Rateeb Seribee), Kajian Sufi (Muzakarah) di Auditorium UIN Ar-Raniry dan penutupan dan dzikir akbar di Masjid Baiturahman, Banda Aceh. Peserta yang hadir dari lebih dari 30 ribu berasal dari berbagai wilayah di Indonesia serta perwakilan dari 17 negara.

(sumber:suarapesantren.net)