Menjelang New Normal, Para Guru Mulai Dilema

Banda Aceh — Aceh merupakan salah satu daerah yang menyatakan siap menjalankan New Normal dalam waktu dekat ini, secara bertahap New Normal di Aceh akan diterapkan, mulai dari perkantoran, mall, pasar, sekolah termasuk pesantren atau dayah.

Aktivitas dimasa New Normal akan lebih ketat dengan kedisiplinan protokol yang tinggi, diberbagai tempat kerja, protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat, hal ini diharapkan dapat mencegah tersebarnya virus corona secara cepat ditengah tengah masyarakat.

Namun ada rasa dilema yang dialami oleh para punggawa dayah/pesantren terutama pesantren modern yang santri nya datang dari berbagai daerah, baik dari daerah zona hijau, orange maupun merah, dengan berbagai macam riwayat.

Rasa dilema ini muncul saat pertanyaan orang tua datang menghampiri para punggawa, bahwa siapa yang bisa menjamin kalau santri yang kembali benar benar terbebas dari covid-19? bagaimana cara memastikan agar santri yang masuk asrama benar benar steril dari covid-19? bagaimana bila ada yang terkena covid-19 namun tanpa gejala sehingga berpeluang menyebarkan kepada santri yang lain? dan sederet pertanyaan lainnya yang muncul.

Pertanyaan tersebut dianggap wajar sebagai bentuk rasa khawatir para orang tua mengingat pandemi covid-19 masih terus terjadi, bukan hanya di Aceh, Indonesia bahkan dunia sekalipun mulai kewalahan menghadapi perkembangan dan penyebaran covid-19.

“Para pengasuh asrama memang dilema, karena sederetan pertanyaan wali santri tidak dapat kita jawab, namun demikian kita tetap mengikuti arahan pemerintah, mudah mudahan para wali santri dapat memahami,” ujar Sekretaris Dayah Al ‘Athiyah, Sanusi Madli.

Sanusi berharap, saat para santri memasuki asrama, pemerintah dapat melakukan rapid test serta melarang orang tua/wali santri menjenguk santri nya selama di dayah, jika pun dijenguk dalam keadaan terdesak, maka diperlukan protokol yang ketat, aturan ini perlu agar pihak dayah dapat terbantukan dalam berkomunikasi dengan wali santri.

“Kita harapkan ada tim medis nantinya yang akan melakukan rapid test, walaupun tingkat akurasinya sangat rendah, tapi minimal sudah terkurangi sedikit rasa khawatir, serta kita berhapakan jika pemerintah mengeluarkan surat edaran, harapan nya poin larangan jenguk atau protokol menjenguk santri juga dapat dicantumkan, mudah mudahan orang tua dapat memahami dan memaklumi,” harap sanusi