Membangun Banda Aceh Dengan Cinta Dan Seni

Oleh : Muhammad  Syarif, SHI.,M.H*

Banda Aceh terus berevolusi. Kemajuan Kotanya semakin kelihatan. Pelan tapi pasti Banda Aceh Gemilang akan ditunaikan oleh Bapak Aminullah Usman dan Zainal Arifin. Dua pasangan yang sangat akur dalam lintasan sejarah Kepala Daerah di Aceh diera milenial. Warga Kutaraja menyapa Bang Carlos sapaan mesra Bapak Walikota sementara cek atawa Keucik Zainal sebutan familiar untuk Bapak Wakil Walikotanya.

Banda Aceh identik dengan Kota Jasa dan Pendidikan. Dari Zaman kesultanan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh dikenal seantero dunia dengan kemajuan pendidikan dan perdangangan termasuk didalamnya pariwisata religi. Dalam konteks ini pula bang carlos punya cara jitu membangun Kota Banda Aceh. Saya menyebutnya membangun dengan cinta dan seni. Karnanya Bang Carlos punya cara tik tok dalam mewujudkan mimpinya.

Sudah dua tahun kepemimpinannya banyak prestasi di raih baik skala lokal maupun nasional, ini semua berkat kelihaian dua insan yang kini menjadi nahkoda Kutaraja. Selama periode kepemimpinannya beberapa prestasi diukir Bang Carlos diantaranya; Bidang Tata Kelola Pemerintahan, Walikota Banda Aceh dinobatkan sebagai kepala daerah terbaik se-Indonesia dalam bidang Pembinaan Pelayanan Publik 2018, Juara I Kinerja ASN se-Indonesia Tahun 2018, Entrerpreneur Award 2018, Juara I Survei Integritas Nasional 2018, hasil kajian KPK-RI, dan WTP sepuluh kali berturut-turut hasil Audit BPK-RI serta Pemerinntah Terbaik Standar Kepatuhan Tinggi Pelayanan Publik dari Ombudsman RI. Dalam bidang pengembangan Pariwisata Halal, Banda Aceh juga meraih Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018 dari Kementrian Pariwisata RI. Dalam merawat kebinekaan, Banda Aceh dijadikan Pilot Project Kota Paling Toleran se-Indonesia oleh Kementrian Agama RI, terutama Gampong Peunayong yang merupakan basis warga keturunan cina. Bukan hanya itu berbagai janji politik di tunaikannya sebut saja optimalisasi pelayanan publik dengan menghadirkan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh satu-satunya di Aceh dan Sumatera, Insentif bagi Ibu Melahirkan (Bersalin), Santunan Kematian, Pembentukan Lembaga Keuangan Syariah, Program Beasiswa bagi ASN khususnya bidang Keuangan Daerah. Peningkatan Kesejahteraan ASN. Tentu memang harus diakui ada juga yang belum berjalan sebut saja soal air PDAM, ya soal air masih belum maksimal tapi butuh proses dan ikhtiar kearah itu telah ditunaikannya dengan membangun bak air raksasa (on proses), upaya lainnyanya sedang dijajaki kerjasama dengan beberapa Investor bidang air bersih. Yang pasti Bang Carlos dan Cek Zainal telah berikhtiar membangun Banda Aceh dengan Cinta. Disisi lain di Tahun 2019 Kota Banda Aceh satu satunya di Pulau Sumatera yang dinobatkan dan meraih prediket Smart City 2019 dari Kementrian Kominfo diserahkan langsung oleh Menteri Kominfo RI Johnny P. Glate, Balai Sudirman, Menteng Dalam Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019)  serta Penghargaan Pelayanan Publik 2019 dari Kementrian PAN RI diberikan langsung oleh Menteri PAN-RB Thahjo Kumolo di Hotel Aston Batam, Kamis (7/11/2019).

Kini Banda Aceh semakin indah menawan, itu semua berkat cinta dan seni. Insya Allah Banda Aceh akan menjadi menuju Kota Modern. Karenanya mari kita bergerak serentak dan seirama mewujudkan Banda Aceh Gemilang dalam bingkai syariah. Banda Aceh milik kita, tugas kitalah yang memberikan kontribusi nyata baik lewat lisan, tulisan dan perbuatan. Mari bersama-sama membangun Banda Aceh.

 

*Penulis adalah Praktisi Birokrat Kutaraja serta Direktur Aceh Research Institute (ARI)