Oleh: Rahmadon Tosari Fauzi, M.Ed,Ph.D *
Menjadi sebuah negara maju dengan sumber daya manusia terbaik adalah cita-cita setiap bangsa di dunia. Dengan SDM diatas rata-rata negara yang hanya memiliki sumber daya alam pas-pasan saja akan mampu berinovasi dan melangkah semakin terdepan dalam kancah global (developed country). Banyak sekali Negara yang memiliki teritorial raksasa dengan isi yang komplet namun menjadi begitu kerdil, lemah dan sangat terbelakang dalam pelbagai isu besar (developing and least developing country). Itulah yang harus menjadi kesadaran nasional Indonesia hari ini yang telah berusia 74 tahun semenjak diproklamirkan tegak berdiri pada 17 Agustus 1945 lalu.
SDM unggul Indonesia maju menjadi tema utama perayaan hari kemerdekaan bangsa yang raya tahun ini. Tema tersebut semoga menjadi patron dalam penyelenggaraan negara ke depan setelah hampir 3/4 abad merdeka seiring dengan pemerintahan yang baru setelah selesai berhasil dalam kontestasi 2019 beberapa saat lalu. Tentunya pemerintahan yang baru dengan visi dan misi yang lebih maju dan unggul meskipun berwajah lama. Kita berharap tema ini akan menjadi titik awal perjalanan pemerintahan yang terpilih untuk mewujudkan Indonesia raya nan kuat.
Kebesaran dan kekuatan yang dimiliki sebuah negara belum menjamin keberhasilan kemajuan di masa yang akan datang, untuk itu penting diterjemahkan secara universal arti maju yang sesungguhnya sebuah bangsa kemudian makna tersebut diinternalisasikan secara parsial dan detail dalam kehidupan masyarakat bernegara.
Indonesia yang semakin menggemuk penduduknya hanya akan berpotensi berkembang dengan kemajuan jika disemai dengan keunggulan sumber dayanya. Beberapa teori meletakkan jumlah penduduk yang rendah mempengaruhi negara maju selain memiliki stabilitas politik dan keamanan yang baik dan memiliki jalinan internasional yang mapan. Meskipun demikian penulis optimis negara kita dengan demografi yang melonjak akan menjadi Bonus untuk persiapan kemajuan Bangsa.
Kualitas SDM negara maju harus benar-benar optimal dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini akan berpengaruh pada pendapatan perkapita. Kecuali itu tingkat pendidikan masyarakat menjadi prioritas utama penopang lahirnya High Quality Human Resources yang mampu menyediakan lapangan kerja lebih baik dan luas dalam menghasilkan produk olahan atau industri sebagai sumber komoditas ekspor mayoritasnya untuk mewujudkan keadaan perekonomian yang relatif lebih baik. Negara yang maju jarang mengalami krisis lingkungan, dan yang paling penting adalah memiliki fasilitas yang baik dalam pelayanan kesehatan, penyelenggaraan pendidikan dan penataan perumahan dan pemukiman.
Atas dasar itu berbagai pihak nantinya membuat kelas negara yang berkembang dan maju seperti IMF, Bank Dunia dan PBB. Teranyar adalah penilaian yang dipublis PBB dalam Human Development Index (HDI) menempatkan 51 negara maju dunia dan Indonesia diluar daftar tersebut. Kesemua negara yang termaktub ternyata mempunyai sebuah kunci yang sama yaitu SDM Unggul. Mereka mengungguli semua hal dalam perekonomian, perindustrian dengan dukungan implementasi ilmu dan teknik modern sejalan dengan semangat RI 4.0.
Sejatinya perolehan klasifikasi diatas akan sangat mungkin disalip tipis oleh Negara Indonesia yang sebenarnya telah memiliki keunggulan secara sendirinya, seperti apa yang digambarkan oleh Dadang Sundawa (2007). Sekali lagi bonus demografi yang disebutkan penulis diawal adalah urutan pertama yang disusun Dadang, kemudian setelah itu ia mengurutkan sumber daya alam dan kesuburan tanah, letak geografis yang sangat strategis, kemajemukan masyarakat dalam keramahan dan keterbukaan, wilayah yang luas beserta keindahan visualnya, keragaman budaya dan yang paling penting adalah semangat persatuan yang telah digelorakan sejak lama melalui sumpah pemuda.
SDM Unggul dan tantangannya
Menurut KBBI unggul berart lebih tinggi daripada yang lain-lain, utama, dan terbaik. SDM unggul yaitu manusia sebagai mesin penggerak kehidupan diberbagai sektor yang memiliki kualitas lebih baik, yang terutama diantara yang baik dan yang utama. Masyarakat sebagai prioritas yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan khusus untuk perolehan keterampilan dan skill tertentu. Mewujudkan SDM unggul untuk negara maju perlu kesengajaan pemerintahan yang optimal di level pendidikan formal dan lembaga vokasi. Pendidikan yang telah memiliki manajemen yang terbarui dengan konsep Skill Outcomes pada tingkat KKNI dan Karakter pada level menengah dalam Kurikulum 2013 harus semakin dikawal ketat dan diminta konsekuensinya melalui pemerintah penyelenggara sesuai tupoksi. Dengan kembali mempedomani tujuan dan mind goal yang telah digaris pada awal penentuan arah dan kecerdasan bangsa yang telah dijamin dalam UU. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas mentor dan dosen atau guru untuk menghasillkan sdm bermutu dengan ketrampilan dan penguasan informasi dan teknologi sangat perlu diperhatikan secara berkekhususan, terutama dalam sektor pengetahuan industri dan kecerdasan social masyarakat 5.0.
Pemerintah harus benar-benar serius berupaya meningkatkan akses pendidikan setiap warga masyarakat seluruh negeri bahkan terpelosok dan bertanggungjawab untuk keberlanjutannya dengan baik.
Pembangunan SDM atau resources building senantiasa mendapati aral dan kepelikan, selain pada daya saing SDM yang jauh tertinggal dalam tataran negara pembandingnya; juga masih terlalu besar jumlah SDM lokal dilingkup sektor informal tersebab sulitnya terhubung pada sektor formal sehingga berakibat pada produktivitas rendah. Dan tantangan lainnya adalah susahnya akses pada kelompok rentan semisal perempuan dan orang dengan kebutuhan khusus atau penyadang disabilitas terhadap peluang kerja yang berkualitas.
Negara sepatutnya hadir merespon rintangan ini dengan melakukan pemberdayaan SDM yang holistik dan secara terintegrasi serta mengupayakan penguatan sektor produktif yang lebih luas bagi akses masyarakat dengan keterbatasan tertentu. Pemerintah perlu komitmen tinggi dalam mengidentifikasi, memfasilitasi dan memberikan support dalam bentuk pelatihan dan pendidikan khusus serta pengembangan diri bagi setiap talenta anak bangsa. Ini pastilah berdampak pada hasil yang diperoleh nantinya sebagai kontribusi warga negara sebagai sumber daya pertama dan utama yang besar bagi percepatan pembangunan kemajuan Indonesia.
Dengan demikian semboyan SDM Unggul Indonesia Maju akan benar-benar terealisasikan dalam visi misi Indonesia kedepan selaras dengan jalannya pemerintahan baru Indonesia yang lebih bermartabat, bekerja keras dan mendapatkan hasil tuntas. Jika tidak, bukan hanya tidak mungkin semboyan itu adalah menjadi pemanis retorika dan pidato dalam peringatan proklamasi saja dan Negara akan semakin jauh dari Kemajuan dengan masyarakatnya yang gagal wal ‘iyadzu billahi..
Di masa lebih setengah abad sebuah bangsa bernegara ini, seyogyanya ia sudah melampaui kematangan usia untuk menjayakan kemajuan dengan gelora semangat kemerdekaan yang telah dirintis para pendahulu sehingga menjadi tekad mewujudkan kemajuan negara siap saing dan berani unjuk dalam kancah global dengan segenap limpahan sumber daya alam dan manusianya. Jayalah Indonesia, Majulah Negeriku.
*Penulis adalah Dosen PAI Univ. Serambi Mekkah