Inovasi Militer Muslim Di Masa Perang Salib (Part 3)

Oleh Alwi Alatas*

4. Kurir bawah laut

Hal berikut ini masih terkait kisah pengepungan kota Acre. Ketika itu kota Acre dikepung oleh musuh dari darat dan laut, sehingga sangat sulit bagi pasukan Muslim yang berada di dalam benteng untuk berkomunikasi dengan Shalahuddin yang berada di luar benteng. Walaupun sesekali tentara Muslim bisa menyusup masuk dan keluar ditambah adanya komunikasi dengan bantuan burung-burung merpati, tetapi hal ini masih belum memadai.

Untuk mengatasi kesulitan ini, Shalahuddin membuat terobosan dengan menggunakan sejumlah penyelam. Para penyelam ini ditugasi untuk menyusup masuk ke dalam kota dan keluar lagi melalui jalur laut. Tugas ini biasanya dilakukan pada malam hari untuk menghindari sergapan dari kapal-kapal musuh yang berada di perairan itu.Pada pinggang para penyelam ini biasanya diikatkan surat, dan kadang sejumlah uang, untuk dikirimkan ke dalam kota. Surat itu dibalut dalam bahan yang kedap air.

Pada suatu hari, ada seorang penyelam bernama Isa yang mendapat tugas untuk membawa sepucuk surat dan uang sebesar 1.000 dinar. Isa adalah seorang penyelam yang terlatih dan telah menjalankan tugas dengan baik selama beberapa kali. Namun kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Malam itu Isa menyelam dan pergi menjalankan tugasnya menuju ke dalam benteng Acre. Biasanya pada pagi hari akan ada pesan merpati yang dikirimkan dari dalam kota untuk mengabarkan bahwa misi telah sampai pada mereka, dan petugas yang menerima pesan itu di luar kota akan mengirimkan jawabannya melalui burung merpati juga. Namun, kali ini tidak ada pesan. Dengan kata lain, Isa si penyelam tidak sampai ke tujuannya. Selama beberapa waktu lamanya sama sekali tidak ada kabar tentang Isa. Orang-orang menduga telah terjadi sesuatu yang serius padanya. Mungkin ia telah tertangkap musuh, atau mungkin juga ia telah mati terbunuh. Beberapa orang lainnya berprasangka buruk bahwa Isa telah melarikan diri bersama dengan uang yang dititipkan kepadanya.

Beberapa hari kemudian, orang-orang yang berjaga di pelabuhan Acre menemukan sesosok mayat yang mengambang ke arah mereka. Ternyata itu adalah mayat Isa si penyelam. Ia rupanya mati tenggelam saat menjalankan tugasnya. Surat dan uang yang dititipkan kepadanya masih terbungkus rapi di pinggangnya. Jadi, walaupun terlambat selama beberapa hari, amanah yang dititipkan kepada Isa tetap sampai ke tujuannya.

Tentang ini, Baha’uddin Ibn Syaddad, salah satu ulama kepercayaan Shalahuddin dan penulis biografinya, memberi komentar, “Pria ini adalah satu-satunya orang yang telah memenuhi amanahnya baik ketika masih hidup dan juga menjalankannya setelah ia wafat.” Sekretaris Shalahuddin, Imaduddin al-Katib juga memberikan komentar yang senada. “Allah hendak membuktikan kejujurannya; sehingga ia ditemukan wafat di pantai Acre,” tulisnya.

Walaupun kaum Muslimin akhirnya mengalami kekalahan di Acre, tetapi mereka berhasil memenangkan Perang Salib III. Tentara salib pada akhirnya tidak berhasil merebut kembali al-Quds yang telah dikuasai oleh Shalahuddin. Sebagian besar wilayah tentara salib di Suriah-Palestina yang telah berhasil direbut oleh Shalahuddin selepas Pertempuran Hattin juga tetap berada di tangan kaum Muslimin.*

*Penulis adalah ahli sejarah, penulis buku “Nuruddin Zanki dan Perang Salib” dan“Shalahuddin Al Ayyubi dan Perang Salib III”