Dayah Mini Aceh Siap Wujudkan Banda Aceh Gemilang

Dayah Mini Aceh yang beralamat Jalan Tgk Meurah, Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, telah diresmikan oleh Tuan Haji Sheikh Nasir bin Sheikh Salim dan Tuan Haji Abdul Majid bin Omar yang juga donatur Dayah Mini Aceh. (Ahad, 2 April 2017).

Acara peresmian turut dihadiri Wali Kota Banda Aceh terpilih, Aminullah Usman dan Ulama-ulama kharismatik Aceh seperti Abu Daud Zamzami dan Abu Mawardi Waly, Muhammad Syarif, SHI.M.H Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh serta beberapa pejabat Propinsi Aceh.

Pimpinan Dayah Mini Aceh, Tgk H Umar Rafsanjani, Lc, MA, mengatakan dalam sambutannya, Dayah Mini Aceh ini selama tiga tahun di bawah asuhannya sudah tiga kali pindah lokasi sampai akhirnya mendapatkan tanah sah berlokasi di gampong Alue Naga.

Pasca Tsunami Tgk Umar Rafsanjani yang berprofesi sebagai Da`i membangun Dayah ini termasuk biaya makan seluruh santri dan biaya-biaya operasional lainnya, "dalam sehari berkisar antara tiga sampai lima ratus ribu harus selalu ada," kata Tgk Umar.

Saat itu para santri Dayah ini tinggal pada toko kontrakan satu pintu di wilayah Gampong Rukoh, karena tidak sanggup lagi membayar sewa toko lalu pindah ke simpang Gano Lambaro Skep atas dasar janji-janji manis salah seorang tokoh dalam lembaga pemerintah Aceh saat itu, terakhir sekali mereka pindah ke bantaran tepi sungai Lamnyong di atas tanah milik dinas pengairan.

"Di tepi sungai ini kami terpaksa mendiami tanah negara demi tempat tinggal anak-anak yatim dan fakir miskin yang menjadi santri kami. Ketika itu kami sempat ditegur beberapa kali oleh petugas satpol pp karena dianggap ilegal, bahkan alat-alat kerjaan dan pamplet Dayah sempat disita sehingga dengan terpaksaTgk Umar harus menandatangani surat bersedia pindah dari tempat itu "walaupun setelah itu kami tetap ngotot untuk tidak mau pindah karena belum ada tempat sendiri," ujar Tgk Umar.

Akhirnya ada seorang warga Jelingke  yang bermurah hati membolehkan kami membeli tanahnya untuk didirikan dayah dengan cara bayar cicilan," ungkap Tgk Umar yang sebelumnya berprofesi menjadi penceramah resmi pemerintahan Pulau Pinang, Malaysia juga dibantu oleh rekan-rekannya para asatiz.

Tgk Umar rela meninggalkan profesinya di Malaysia dan memilih mengurus anak-anak yatim yang kini menjadi santrinya di Dayah Mini Aceh. Lebih lanjut Tgk. Umar Rafsanjani berkomitmen mewujudkan Visi Banda Aceh Gemilang dalam bingkai Syariat Islam

Sebagai tanda suatu kehormatan dan penghargaan Meunasah ataupun Surau yang akan dibangun itu dinamakan sesuai dengan nama donatur dari Malaysia yaitu Surau Tuan Haji Sheikh Nasir bin Sheikh Salim. (SM)