Abuya Djamaluddin Waly Dan Abon Seulimuem Dimata Generasi Muda Aceh

duka mendalam atas wafatnya ulama besar Aceh Abuya Drs KH Djamaluddin Waly dan Abon Seulimuem Tgk Haji Mukhtar Luthfi juga dirasakan oleh generasi muda Aceh.

Meninggalnya dua paku bumi Abuya Drs Djamaluddin Waly bin Abuya Syekh Haji Muda Muhammad Waly Al Chalidy dan Tgk Haji Mukhtar Luthfi bin Abu Haji Abdul Wahab bin Abbas bin Sayyid Al Hadhrami yang biasa disapa warga Aceh dengan panggilan Abon Seulimuem adalah dicabutnya ilmu oleh Allah SWT, meninggalnya ulama pertanda gelapnya alam, bagi kita yang masih hidup beruntung bila telah belajar menimba ilmu kepada mereka dan terus mengamalkan juga menyebarluaskan ilmu agama tersebut kepada masyarakat luas sebut Tgk Zulfahmi Aron Ketua Departemen Kesektariatan dan OPD.

Baginya ulama adalah idola, panutan hidup dan tempat kita bertanya masalah hidup menuju hari akhir, kita berduka atas meninggalnya ulama karena Allah SWT cabut tempat belajar dan bertanya. tentunya semasa hidup guru kita sudah pernah mengajarkan dan menurunkan ilmu kepada generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW. sudah seharusnya para generasi muda dan murid-murid dari ulama untuk terus giat belajar dan mengajarkan umat tentang Islam dan Iman serta cakupan keduanya, terang Tgk Zulfahmi Aron.

Abon Seulimuem dimatanya adalah seorang ulama besar Aceh yang konsisten memperjuangkan aqidah islamiyah ahlisunnah wal jama’ah, Abon semasa hidup membentengi masyarakat terhadap masuknya pengaruh wahabi, sekuler, leberal dan aliran-aliran yang bertentangan dengan faham sunny. hidupnya diabdikan untuk mendidik dan melahirkan generasi yang mumpuni, cerdas dan memahami persolan agama, tidak hanya itu Abon juga mengajarkan para murid untuk dapat selalu menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat luas. selain itu  Abon adalah sosok ulama yang jeli dan tegas. kiprah Abon Seulimeum dalam mempertahankan aqidah ahlisunnah wal jama’ah banyak sekali, terakhir sebelum Abon Seulimuem wafat, Abon ikut berpartisipasi memberikan arahan dan tausyiah kepada massa ahlisunnah wal jama’ah ketika turun berhimpun di maqam Syiah Kuala. sebut Tgk Zulfahmi Aron.

Tujuh hari sebelum wafat Abuya Drs KH Djamaluddin Waly saya bersama kawan-kawan datang bertamu kerumah Abuya Djamal di Lamteumen, Banda Aceh (15/07), Abuya kala itu sedang berdiskusi dengan Dr Abdullah Tsani anak dari Alm. Abu Usman Basyah Kota Langsa. saya dan kawan-kawan menghampiri Abuya dan mencium tangannya. sebut Zulfahmi Aron menceritakan pertemuan terakhir dengan Abuya Djamaluddin Waly sebelum  wafat.

setelah saya duduk, Abuya bercerita berkisah tentang guru ayahnya Abuya Syekh Haji Muhammad Waly Al Chalidy ketika belajar di Sumatera Barat, Abuya berkisah tentang kaum tua dan kaum muda di Padang, Abuya berkisah perjalanan hidup ulama-ulama besar Padang, hubungan Padang dan Aceh, Abuya juga menjelaskan berdirinya PERTI, Persatuan Dayah Inshafuddin, HUDA setelah sebelumnya saya bertanya kepada Abuya perihal Dayah Darussalam Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan ketika menimpa musibah kebakaran.

Abuya melanjutkan pembicaraan terkait rencana mencetak ulang buku panduan zikir yang dikarang Abuya untuk ditulis ulang sehingga keluar ISBN dan mempermudah para jama’ah untuk membacanya. selain itu Abuya juga berkeinginan untuk menuliskan lagi buku zakat dalam mazhab syafi’i setelah sebelumnya buku fiqh shalat dalam mazhab  Syafi’i sudah Abuya selesaikan. Abuya berbicara dan bercerita dengan penuh semangat di malam itu. sebut Tgk Zulfahmi Aron.

Ia menambahkan, Abuya Drs Djamaluddin Waly adalah ulama besar Aceh juga anak dari ulama besar Aceh. Abuya Djamal mempunyai wajah yang ganteng, suaranya merdu sekali, ketika kita mendengarkan bacaan selawat dan zikir yang dibacakan Abuya sayu dan tentram hati kita. saya sering mendengar selepas shalat Shubuh Abuya membaca zikir, selawat dengan suara merdu sembari Abuya menangis. selain itu Abuya Djamaluddin Waly adalah seorang ulama yang sastrawan. selawat sanjungan kepada baginda Nabi dituliskan Abuya Djamaluddin dalam bahasa yang indah. sebut Tgk Zulfahmi Aron

Abuya Djamaluddin Waly dan Abon Seulimuem adalah intan mutiara Aceh, ulama besar Aceh beraqidah ahlisunnah wal jama’ah, bermazhab Syafi’i (prioritas), keduanya punya jasa untuk Aceh dan masyarakatnya, semoga ilmu yang telah diberikan oleh mereka dapat diteruskan dan disampaikan kepada masyarakat luas sehingga lahir kembali generasi-generasi cemerlang untuk kemajuan Aceh dimasa-masa mendatang. dan masih banyak ulama kita yang masih Allah berikan umur dan kesehatan, mari kita belajar, berguru mencari ilmu kepada mereka sehingga kita semua cerdas dan dapat menyebarluaskan Islam keseluruh penjuru. sebut Tgk Zulfahmi Aron.

Sumber:santridayah.com