Oleh : M. Sanusi Madli (Operator Sidara Dayah Al Athiyah)
Besok, tepat pada hari Sabtu 17 Agustus 2019, bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke 74.
Hal ini sudah menjadi rutinitas tahunan, memperingati hari terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan, hari dimana Indonesia mulai merancang kehidupan barunya sebagai bangsa yang merdeka.
Peringatan hari kemerdekaan umumnya diperingati dengan upacara dipagi hari, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan hiburan lainnya, kegiatan yang menggembirakan sebagai salah satu cara dalam mengenang kegembiraan para bangsa Indonesia di awal awal dulu menyambut kemerdekaan, dengan penuh suka cita, karena itu kegiatan yang bernuansa hiburan dan kegembiraan ini terus dilakukan setiap tahun, seperti panjat pinang untuk mengambil hadiah, lomba lari karung, lomba makan kerupuk, serta perlombaan lainnya.
Sekilas kita melihat bahwa kegiatan yang penuh hiburan itu adalah hal yang biasa, namun tanpa disadari kegiatan tersebut telah masuk kedalam alam bawah sadar generasi muda, bahwa menyambut hari kemerdekaan dengan hura-hura, hiburan dan kegiatan lainnya yang sejenis, sehingga kita melupakan hal yang paling subtansi dalam mengenang hari kemerdekaan Indonesia, yakni sejarah bangsa ini merdeka.
Saat ini jika kita bertanya kepada anak muda tentang 17 Agustus, yang terbayang dalam pikiran mereka selain upacara adalah panjat pinang, ini lah yang perlu kita ubah sehingga peringatan 17 Agustus menjadi lebih bermakna, seperti mengkaji ulang kisah perjuangan para ulama, para santri terdahulu dalam merebut kemerdekaan Indonesia, dengan susah payah, jiwa dan raga mereka korbankan demi bangsa ini, bukan dengan hiburan atau perjuangan yang bernuansa santai dan menyenangkan.
Oleh karena itu, mari kita gelorakan kembali semangat mengkaji sejarah dalam menyambut hari kemerdekaan ini, baik melalui kajian, ceramah, film film, yang mampu membangkitkan kembali semangat juang anak muda, mengembalikan ruh pejuang yang hilang.
Sehingga para generasi muda memahami betul bagaimana para pendahulunya berjuang, dengan bambu, dengan segala pengorbanan baik harta, keluarga bahkan jiwa sekalipun, sehingga dengan adanya pengkajian sejarah, para generasi muda memiliki kesadaran dan tekad yang kuat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain pengkajian sejarah, juga dengan syukuran, syukuran dapat dilakukan dengan zikir bersama dan khanduri kuah beulangeung, karena sadar atau tidak, bahwa bangsa Indonesia ini merdeka bukan semata mata karena kuat nya perjuangan ulama dan santri, tapi juga karena kehendak Tuhan Yang Maha Esa, Berkat rahmat Allah SWT, atas kehendak Allah lah Indonesia ini merdeka, karena itu tidak ada salahnya peringatan 17 Agustus juga dengan mengagung agungkan asma Allah, melalui zikir dan khanduri sebagai wujud rasa syukur.
Karena itu, mari kita peringati hari kemerdekaan kita dengan penuh khitmad, penuh dengan suasana penghayatan, muhasabah, serta penuh dengan kegiatan kegiatan positif yang bermanfaat, baik bagi generasi muda maupun generasi tua.