14 Tahun Tsunami Aceh, Warga Kota Banda Aceh Larut Dalam Zikir Dan Doa

Peristiwa tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 (satu dekade) lalu, yang menewaskan lebih 200 ribu orang, meninggalkan banyak cerita duka. Tapi ada pula hikmah yang dirasakan masyarakat Aceh. Tsunami telah membuka nurani dunia yang terketuk pintu untuk membantu Aceh. Solidaritas seluruh dunia terbangun tanpa perintah. Berbagai bangsa di dunia ikut menyumbang. Damai Aceh pun tercipta setelah tsunami. Para pihak yang selama lebih dari 30 tahun bertikai, akhirnya berdamai demi Aceh yang lebih baik.

14 Tahun Tsunami, Banda Aceh dulunya luluh lantak, sarana prasarana hancur berantakan, kini Banda Aceh kembali kita benahi, ungkap Bapak Walikota Banda Aceh, H. Aminullah Usman, SE, AK, MM saat menyampaikan tausiah pada acara peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh di Kuburan Massal, Ulelheu Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Rabu, 26 Desember 2018.

Peringatan Tsunami di Banda Aceh kali ini cukup istimewa karena dihadiri oleh Walikota Higashimatsushima, Jepang, Iwao Atsumi dan rombongan. Tentunya kehadiran Walikota Jepang, dalam rangka ikut prihatin dan saling bekerjasama dalam aspek mitigasi bencana, pemberdayaan ekonomi pesisir, nelayan dan perikanan. Lebih lanjut Bapak Aminullah Usman sangat berterimakasih atas kehadiran Bapak Walikota Jepang dan rombongan yang telah banyak membantu Kota Banda Aceh.  Peringatan Tsunami di Banda Aceh larut dalam Zikir dan Doa yang dihadiri Warga Kota dan jajaran Pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Pada hari yang sama Pemerintah Aceh juga memperingati Tsunami di Masjid Tgk. Mahraja Gurah, Aceh Besar dengan menghadirkan penceramah Ust. Abdussomad, Lc, MA (AZ)