Tgk. Misbahul Munir: “RPS Menu Akreditasi Dayah Yang Terlupakan

Tgk Misbahul Munir, S.Pd.I Pimpian Dayah Misbahus Shalihin Al-Waliyah terus berupaya melakukan lompatan dalam pentatdbiran dayah menuju Akreditasi Dayah Tahun 2021. Dayah yang beralamat di Jln. Tgk. Dikandang, Dusun Meugat Kec. Kuta Raja, Kota Banda Aceh ini terus berbenah.  Delapan instrumen pakem akreditasi dayah satu persatu disempurnakan, ungkap Tgk. Misbahul Munir melalui Tgk. Helmi yang lebih dikenal “Cak Helmi”. Kami terus berbenah, Alhamdulillah santri yang mondok kini berjumlah 58 orang hal ini mengingat daya tampung asrama sangat terbatas. Sementara minat yang mondok luar biasa, bukan haya dari Kab/Kota di Aceh akan tetapi berasal dari Jambi dan Medan.

Terkait dengan Aspek penerapan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), kami akui belum terdokumentasi dengan baik, karnanya kami mengundang khusus Muhammad Syarif, SHI,M.H Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh yang juga Dosen Legal Drafting Prodi Hukum Tata Negara UIN Ar-Raniry, Rabu, 11 Agust 2021 untuk memberikan pencerahan terhadap teknik menyusun RPS, mudah-mudahan kehadiran Bapak Muhammad Syarif membantu guru dayah dalam menyusun RPS kedepan. Insya Allah kami akan benahi secara pelan-pelan semua instrumen akreditasi dayah ungkap Tgk. Ahmad Nawawi senior Guru Dayah Misbahus Shalihin Al Waliyah. 

Lebih lanjut Ahmad Nawawi mengatakan Dayah yang bernaung dibawah Yayasan Darul Misbah, tahun 2019 awalnya mendapat tanah waqaf seluas 421 meter, Alhamdulillah saat ini sedang perluasan kurang lebih 5000 meter, awalnya santri kurang lebih 230 orang yang terdiri dari santri mondok 30 orang dan yang tidak mondok 200 orang, sementara saat ini santri yang mondok 58 orang dan yang tidak mondok 300 orang. Ini patut kita syukuri. Dayah ini yang baru tiga tahun perkembanganya cukup siknifikan dan kami bersyukur berkat binaan Disdik Dayah Banda Aceh. Insya Allah ilmu yang diajarkan akan kami terapkan di Dayah, ungkap Abi Misbahul Munir yang juga Alumni Dayah Darussalam Labuhan Haji. RPS yang menjadi menu yang terlupakan di Dayah, akan kami jadikan menu wajib bagi guru yang nantinya mengemban tugas dalam proses pembelajaran di dayah. Pelan tapi pasti kami akan menerapkannya.