Standarisasi Arab Jawi Untuk Memperkuat Kualitas Santri

Dinas Pendidikan Dayah Aceh kembali menggelar pelatihan yang meningkatkan kualitas para santri. Pelatihan penulisan Standarisasi Arab Jawi malam ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh Azhari S.Ag M.Si pada Selasa malam (09/04/19) di Hotel Al-Hanifi, Banda Aceh.

Kepala Bidang Santri Drs Muhammad Nasir dalam laporannya menyampaikan pelatihan penulisan Standarisasi Arab Jawi kali ini bertemakan “Memperkuat Kualitas Santri yang Mandiri dan Bermartabat”, yang akan berlangsung selama 4 hari dari tanggal 09 sampai dengan 12 April 2019.

Adapun jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah sebanyak 40 orang Santri yang berasal dari dayah yang ada di kabupaten dan kota dalam provinsi Aceh.

Drs Muhammad Nas MA saat diminta tanggapannya menyampaikan bahwa pelatihan Arab Jawi ini akan dibimbing oleh narasumber yang sangat menguasai sejarah dan perkembangan tata bahasa Arab Melayu dari tenaga pengajar UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

Proses belajar dan mengajar ini akan diasuh oleh Drs Muhammad Kalam Daud M.Ag sebagai koordinator Tim, ujar Kasi Bimbingan dan Pengasuhan Bidang Santri ini.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh Azhari S.Ag M.Si saat membuka acara menyampaikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan Islam di Aceh pernah mencapai puncak kejayaan nya pada era kesultanan Aceh Darussalam, ditandai dengan hadirnya ulama-ulama terkemuka seperti syech Hamzah Fansuri, Syech Nuruddin Ar-Raniry, Syech Abdurrauf As-Singkili, melalui tangan-tangan mereka telah melahirkan khazanah keilmuan Islam.

Azhari melanjutkan, lewat karya-karya besar ulama Tempo dulu, telah mewariskan pengetahuan Islam yang masih bisa kita baca di dayah-dayah, sekolah ataupun di rumah kita masing-masing sampai saat ini, yang pada umumnya ditulis dalam aksara Arab Jawi atau Arab Melayu, Ujar Mantan Kepala Biro Organisasi Pemerintah Aceh.

Sekdis berharap dengan adanya program ini, kita memiliki keinginan khazanah keilmuan ulama terdahulu dalam bentuk kitab tidak menjadi pajangan, Karna tidak ada lagi yang bisa membacanya. Melalui kegiatan ini, Santri Dayah bisa meningkatkan kesadaran untuk kembali menggali berbagai karya-karya ulama terdahulu, sebab disana terdapat mutiara ilmu yang tiada tara nilainya, pinta Azhari menutup Pidatonya. (Red)