Santri Mengucapkan Selamat HUT TNI

75 Tahun yang silam, tepatnya 5 Oktober 1945, lahir sebuah kekuatan yang siap melindungi negara, dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. NKRI adalah harga mati yang selalu dibawa serta kemanapun jiwa dan raga melayang, kesatuan yang menjadi kebanggaan segenap Rakyat Indonesia, yang senantiasa menjaga marwah bangsa. Selamat Ulang Tahung ke 75 Tentara Nasional Indonesia (TNI) !

Yang tergabung dalam kesatuan tersebut, mereka adalah para pejuang yang baru saja memardekakan Republik Indonesia bersama segenap elemet masyarakat lainnya. Tidak terkecuali, para santri dan kyai (Ulama), juga mempunyai peran besar dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat.

Menurut sebuah kisah, yang dituturkan oleh Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI sebagai mana dikutip tribunnews.com/nasional/2017/06/12 -peran-kiai-dan-santri-memperjuangkan-kemerdekaan-ri. Bahwa Jendral Sudirman, Dia adalah seorang santri, bahkan sebahagian memanggilnya  Kiai, Kiai Soedirman.

”Tahukah saudara siapa Jenderal Soedirman? Beliau adalah santri. Beliau bekerja menjadi guru dan kemudian menjadi kepala sekolah. Maka tak heran kalau sebagian orang memanggil beliau Pak Dir, sebagian lainnya memanggil beliau Kiai. Kiai Soedirman," tuturnya. Gatot Nurmantyo kepada tribunnews.com pada saat itu.

Bahkan, jauh sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, Kiai bersama santrinya telah mengkomandoi peperangan mengusir penjajah. Perjuangan santri tersebar diseluruh pulau di Nusantara, termasuk di Aceh, para Abu, Tengku bersama dengan santrinya, dengan semboyan “mate syahid”, rela mengorbankan segala-galanya berjuang demi agama, bangsa dan negara.

Lebih mendalam, untuk menyuntik spirit para pejuang, sebuah karya ulama bernama Hikayat Prangsabi lahir untuk membakar semangat masyarakat untuk berjuang.

Pada awal kemerdekaan, pada Tahun 1947, Tengku Muhammad Daud Beureueh, sebagai tokoh dari kalangan Ulama ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai Gubernur Militer Aceh, langkat dan Tanah Karo. Penunjukan Daud Beureueh sebagai Gubernur Militer, yang notabanenyan seorang Ulama yang mempunyai santri, merupakan sebagai sejarah bahwa santri dan TNI, mempunyai peran yang sama dalam memardekakan Republik tercinta.

 Kini, santri juga masih memegang peran penting dalam membantu TNI menjaga kedaulatan bangsa dan tanah air yaitu, dengan meperkuat ideologi bangsa dari rongrongan komunis, Ateis dan faham lainnya.

Zahrul Fuadi, S.Pd. I, santri Dayah Raudhatul Ma’arif, Cot Trueng, Muara Batu, Aceh Utara, adalah salah seorang santri yang mengatungkan banyak harapan kepada TNI, terutama dalam mengayom santri dan mahasantri agar tidak terkontaminasi dengan faham extra yang dapat merusak kestabilan bangsa. “semoga TNI menjadi pengayom Agama, khususnya agama mayoritas dalam NKRI yaitu agama islam, dan juga dapat mengayomi santri dan Mahasantri agar tidak terkontaminasi dengan faham extrim yang dapat merusak ideologi negara, seprti PKI, Ateis dan faham extrim lainnya” Harapnya.

Di samping itu, dia juga menaruh harapan besar kepada pemerintah, agar para santri mendapat kesempatan yang luas untuk mengabdi kepada negara dengan menjadi anggota TNI. “agar dalam perekrutan TNI, santri dan mahasantri mendapat perhatian untuk mengabdi kepada negara” kata Tgk. Zahrul penuh harap

Pada akhirnya, Tgk. Zahrul Fuadi, menucapkan “ Selamat HUT TNI ke 75, semoga bersama santri dan mahasantri TNI terus Berjaya”[]