BANDA ACEH - Dinas Pendidikan Dayah Aceh kembali memfasilitasi 50 teungku (guru dayah) mengikuti magang untuk belajar bahasa Arab dan Inggris selama tiga bulan, mulai 19 September hingga 17 Desember 2018, di Pare, Kediri, Jawa Timur.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Martunis, S.E., M.Si., mengatakan program itu terwujud atas anjuran Abu MUDI Samalanga. Program belajar bahasa Arab dan Inggris ini, kata dia, untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik dayah.
"Selama ini salah satu kendala komunikasi antara (guru) Dayah Salafi dengan (pihak) luar adalah terletak pada kurang pahamnya bahasa asing. Terkadang ada tamu asing atau bule yang datang ke dayah untuk membuat penelitian, yang mengharuskan memberi pengarahan dalam bahasa Inggris, tetapi hanjeut teuh bahasa," kata Martunis, Rabu 19 September 2018.
Martunis menjelaskan, proses penerimaan peserta magang itu melalui tahapan mengajukan usulan yang dikirim dayah-dayah ke Dinas Pendidikan Dayah Aceh, lalu diseleksi. "Kesempatan magang ini cuma diperuntukkan khusus untuk murid senior atau guru dayah," ujarnya.
"Alhamdulillah pada dua periode yang lalu program ini telah sukses. Jumlah peserta magang pada tiap periode diikuti 50 orang: 25 peserta untuk bahasa Inggris, 25 peserta untuk bahasa Arab. Dan ini akan menunjang program les bahasa untuk masa mendatang di Dayah Salafiyah," kata Martunis.
Tgk. Muhammad Azmir, salah seorang peserta magang yang berasal dari Dayah Darut Thalibin Mesda Keutapang, Nisam, Aceh Utara, mengatakan program itu akan mendongkrak kemampuan berbahasa asing bagi santri dayah di Aceh.
"Ketika kembali ke dayah, kami berencana untuk mempraktekkan kembali metode yang diajarkan di tempat kursus bahasa Arab itu, kepada santri-santri," kata Tgk. Azmir, salah satu dari 25 peserta belajar bahasa Arab ke LKP Ocean Arabic Course, Pare, Kediri.
Sedangkan 25 peserta lainnya belajar bahasa Inggris ke tempat kursus di Kampung Inggris, Pare, Kediri.[]
Sumber; Portalsatu.com