RIAB Fair VIII Gelar Aneka Lomba, Ini Kata Kadis Pendidikan Dayah

Yayasan Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB) Desa Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, menggelar RIAB Fair VIII. Kegiatan tersebut dibuka Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny, di Kompleks RIAB, Ahad, 6 Oktober 2019.

Ketua Panitia RIAB Fair VIII, Kamal Azhari, menjelaskan kegiatan itu mengusung tema “Actuallizing The Incridible Talents (Mengaktualisasi Bakat yang Luar Biasa)” dengan jumlah peserta mencapai 1.530 orang. Adapun bakat yang diperlombakan debat bahasa Arab dan Inggris, tajhiz mayyit, syahril quran, olimpiade matematika, olimpiade fisika, olimpiade biologi, lomba membuat film pendek (short film), lomba fotografi, cerdas cermat, tahfiz 3 juz, tilawah, tenis meja, badminton dan perlombaan lainnya menyangkut art, sport, science and religion.

Menurut Kamal Azhari, RIAB Fair kali ini diikuti peserta dari tingkat SMP dan SMA se-Aceh dan juga ada dari Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat. "Tahun ini, ada beberapa  cabang perlombaan yang baru, yaitu perlombaan memanah dari atas kuda, cipta puisi dan cipta cerpen," tuturnya.

Kepala Madrasah Aliyah Swasta (MAS) RIAB, Kusnadi, M.A., mengatakan, RIAB Fair berfokus pada bakat dan minat para santri. Kemampuan yang ada pada diri santri dapat tersalurkan dan bakat itu kemudian menjadi alat untuk menebar kebaikan. “Kita pernah mengalami fase anak-anak Aceh sulit untuk menembus perguruan tinggi favorit. Tapi hari ini berkat kerja keras semua pihak, hal sulit itu sudah kita lewati. Dayah RIAB, tahun lalu berhasil meluluskan 90 persen alumninya di perguruan tinggi favorit,” ujar Kusnadi, MA.

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny, dalam sambutannya saat membuka RIAB Fair VIII, menyampaikan bahwa ada berbagai macam keunggulan yang dimiliki santri. Di antaranya, soal kemandirian, sehingga menciptakan kerja sama dan saling membantu di kalangan santri. Menurutnya, kondisi santri yang jauh dari keluarga, sehingga santri terbiasa hidup mandiri, memupuk solidaritas dan gotong-royong sesama para pejuang ilmu.

"Selian itu, karena rasa kebersamaan itu lahirlah berbagai macam komunitas seperti kesenian dan sastra. Ini sangat berpengaruh pada perilaku seseorang. Sebab, dapat mengekspresikan perilaku yang mengedepankan pesan-pesan keindahan dan harmoni, sehingga setiap santri dituntut untuk selalu menebar pesan-pesan damai dalam masyarakat," ujar Usamah El Madny.

Usamah menjelaskan, salah satu hal paling penting kemudian adalah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar. Pasalnya, para santri memang terbiasa mengaji dan mengkaji. Kondisi ini membuat mereka sering mengadakan forum kecil untuk membahas hal-hal kecil sampai yang serius. Dialog kelompok membentuk santri berkarakter terbuka terhadap hal-hal berbeda dan baru.

"Untuk itu, berbanggalah kalian menjadi santri, banyak hal yang bisa kalian lakukan saat mondok, banyak ilmu yang bisa kalian serap untuk bekal hidup dikemudian hari,” kata Usamah.

Usamah berharap RIAB Fair VIII dapat bermanfaat untuk mendorong lahirnya semangat berkreasi dan berkompetisi para santri. "Melalui kegiatan ini, para santri bisa  menunjukkan hasil belajar atau kemampuannya selama ini di depan publik," ujarnya.

Turut hadir mantan Gubernur Aceh, Prof. Syamsuddin Mahmud, yang juga Ketua Dewan Pembina RIAB, Prof. Syahrizal Abbas, Guru Besar UIN Ar-Raniry yang juga Ketua Komite RIAB, H. Julaidi S.Ag., Kabid Pontren Kemenag Aceh, perwakilan dari Pemkab Aceh Besar, Muspika Darul Imarah dan tamu undangan lainnya.[]

Sumber:http://portalsatu.com