Chaerul Amir Dikepungan Santri Dayah

Kajati Aceh, Chaerul Amir turun dari podium, langkahnya menuju tempat santri dan santriwati yang sedari tadi memberi applause disepanjang pidatonya terkait sosialisasi bahaya narkoba.

Lelaki kelahiran Makasar, 22 Desember 1965 yang melakukan serah terima jabatan pada 22 Oktober 2017 itu mengambil tempat ditengah para santri

Awalnya, alumni Fakultas Hukum Unhas yang memiliki rekam jejak dalam penangganan kasus korupsi itu memilih berada di santri lelaki, lalu menuju santriwati.

Di kedua santri itu, jaksa penerima Sidha Karya sebagai Aspidsus terbaik ke II Nasional 2012 itu kembali menyemangati para santri untuk meneriakkan yel-yel bebas narkoba.

Bersama mantan Kepala Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejagung itu juga berdiri Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Bustami Usman dan Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda. Ketikanya pun “terkepung” para santri dari Pasantren Modern Misbahul Ulum, Paloh, Paloh Meria, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Rabu (22/11).

Ketika elit Aceh itu kompak pada satu niat dan program yaitu mewujudkan kesadaran hukum dikalangan santri, khususnya terkait narkoba.

Sebelumnya, Chaerul dalam sambutannya juga menegaskan pentingnya membangun kesadaran akan bahaya korupsi. Penegasan hal yang sama juga dikatakan pada saat aceHTrend bertanya apakah ia akan fokus juga dalam penangganan korupsi di Aceh.

“Ya, kita akan fokus juga pada penegakan hukum terhadap pelaku korupsi,” sebutnya tegas.

Dinas Pendidikan Dayah dan Kejati Aceh menjalin kerjasama membangun kesadaran hukum dikalangan santri dayah di Aceh. Bertempat di Pasantren Modern Misbahul Ulum, Paloh, Lhokseumawe, keduanya melakukan penandatangan MoU. Kajati Aceh juga memberi sosialisasi bahaya narkoba dihadapan 2000 santri. [TA]

Sumber: http://www.acehtrend.co