350 Ulama Tasawuf Asia Tenggara Serukan Perdamaian Dunia

Muzakarah Tauhid Tasawuf Ke-4 Se-Asia Tenggara yang berlangsung pada 25–27 Agustus di Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hkam, Cibinong, Bogor menyerukan perdamaian dunia dengan membangun cinta kasih sesama umat manusia di muka bumi ini. Muzakarah Tauhid Tasawuf Asia Tenggara juga menolak keras berbagai paham radikalisme dan terorisme serta berbagai kekerasan atas nama apapun. Islam sebagai agama rahmatan lilalamin (rahmat bagi seluruh alam) harus terus disebarkan di seluruh penjuru dunia agar tercipta perdamaian, cinta kasih, keadilan serta kesejahteraan.  

“Ajaran tauhid tasawuf (tauhid sufi) adalah ajaran yang benar berdasarkan Manhaj Ahlusunnah wal Jamaah yang memfokuskan pada pemurnian tauhid untuk menyucikan diri dari berbagai syirik halus dan kesombongan diri (sifat ananiah/keakuan diri) yang merupakan akar dari segala bentuk kedzaliman yang terjadi di berbagai belahan dunia,” demikian seruan Muzakarah Tauhid Tasawuf ke-4 yang diikutii oleh 350 ulama tasawuf se-Asia Tenggara ini.

Muzakarah Tauhid Tasawuf Ke-4 Se-Asia Tenggara ini juga merekomendasikan kepada semua pihak khususnya para ulama, cendekiawan muslim, dan para pemimpin disarankan agar mendapatkan pemahaman tauhid tasawuf yang benar dari masayikh yang ahli agar segala amal dan ilmu mereka terjaga dari fitnah-fitnah bathin yang merusakkan. Kedua, merekomendasikan kepada seluruh ulama sufi agar menebarkan ajarah tauhid sufi yang membawa pesan perdamaian dan cinta kasih ke seluruh penjuru dunia agar ajarannya dapat menyinari seluruh bani Adam di muka bumi.

Seruan dan rekomendasi Muzakarah Tauhid Tasawuf Asia Tenggara ke-4 ini ditandangani oleh Ketua Majelis Muzakarah KH Zein Djarnuzi (Pimpinan Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam, Bogor), Sekretaris Majelis Hj Razali Daud (ulama sufi dari Malaysa). Selain itu, rekomendasi hasil Muzakarah Tauhid Tasawuf Ke-4 ini juga ditandatangani Pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Asia Tenggara Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi, KH M Diaudin Kuswandi (Pimpinan Keluarga Besar Wali Songo), Tokku Ibrahim bin Muhammad (Syekh Thariqah Syattariyah Malaysia), Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Bantani (Pimpinan Kerukunan Ulama Nusantara) serta Wan Abdul Qodir (Ulama Sufi Pattani, Thailand).

Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi menjelaskan pentingnya ajaran tasawuf bagi pembangunan dunia yang damai. Menurun Abuya, ajaran tasawuf yang menekankan penyucian diri akan dapat mengubah manusia  agar lebih baik, dekat dan cinta kepada Allah SWT serta dapat berakhlak mulia sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Seseorang yang sudah memahami dan mengamalkan ajaran tasawuf, maka tidak akan berani melakukan kedzaliman di muka bumi ini, sekecil apapun.

Selain itu, lanjut Abuya, belajar tasawuf juga sebagai upaya meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi yang unggul. Nilai amal kebajikan (ibadah) pribadi yang unggul (ulama sufi yang zuhud) nilanya jauh lebih baik hingga berlipat-lipat daripada nilai amal kebajikan manusia pada umumnya. Dalam tasawuf juga diajarkan nilai-nilai keikhlasan, kesabaran serta optimisme atau tidak mudah putus asa yang merupakan pondasi dalam membangun bangsa yang unggul dan berperadaban.  

Sementara itu, Ketua Umum Muzakarah Tauhid Tasawuf Asia Tenggara Ke-4, KH Zein Djarnuzi menyatakan berkumpulnya para ulama tauhid tasawuf se-Asia Tenggara di Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam, Cibinong, Bogor selama  hari sejak 25 Agustus hingga 27 Agustus 2016 sebagai bagian dari upaya membumikan ajaran tasawuf di Nusantara khususnya dan Asia Tenggara serta dunia. Selama tiga hari Muzakarah, telah dibahas berbagai ajaran inti ajaran tauhid tasawuf, berbagai problematika umat Islam di dunia serta strategi menebarkan ajaran tauhid tasawuf yang membawa pesan Islam rahmatan lilalamin di berbagai belahan dunia.

Muzakarah Tauhid Tasawuf diikuti oleh 350 ulama tasawuf Se-Asia Tenggara antara lain Indonesia, Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina serta perwakilan dari China. Selain itu, Muzakarah Tauhid Tasawuf Ke-4 ini juga dihadiri ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. (Mahbib)

Sumber: http://www.nu.or.id